Sabtu, 26 Februari 2011

Hukum Jenggot, Jenggotnya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam

Jenggotnya ROSUL -shollallohu alaihi wasallam-

Artikel sebelumnya silahkan baca disini
Alloh ta’ala adalah Tuhan yang maha menyayangi hamba-Nya, Dia lebih menyayangi hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada buah hatinya, sebagaimana diterangkan dalam hadits shohih. Oleh karena itulah, selain memberi semua nikmat yang dirasakan oleh manusia sejak lahirnya, Dia juga mengutus para Rosul yang bertugas menuntun umatnya kepada jalan-Nya yang lurus, satu-satunya jalan yang dapat menghantarkan manusia menuju kebahagiaan jasmani dan rohani, di dunia ini dan di akhirat nanti.


Alloh ta’ala juga menyariatkan aturan hidup yang sangat lengkap dan mencakup segala sisi kehidupan manusia. Aturan itu adalah Syariat Islam, yang telah dijadikan lengkap, dan diridhoi oleh-Nya sebagai syariatnya Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya (surat al-Maidah, ayat:3).

Syariat Islam adalah syariat yang paling baik dan paling cocok untuk kehidupan manusia sejak diutusnya Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- hingga kiamat nanti. Mengapa demikian? Karena ia datangnya dari Alloh ta’ala, Tuhan yang Maha Pencipta, Maha Mengetahui, dan Maha Berkuasa. Dia-lah yang menciptakan manusia, Dia-lah yang paling tahu aturan yang bisa memperbaiki manusia ciptaan-Nya, dan Dia-lah yang maha berkuasa untuk menjadikan aturan itu lengkap dan cocok sampai akhir masa… subhanalloh, walhamdulillah, wallohu akbar…

Syariat Islam bukanlah syariat yang hanya sebatas teori, tanpa bisa diterapkan dalam kehidupan. Oleh karena itulah, Alloh menjadikan Rosul-Nya sebagai teladan paling baik dalam menerapkan aturan-Nya. Jika Syariat Islam itu hanya sebatas teori, tentunya beliau tidak mampu menerapkannya, tetapi nyatanya tidak demikian… Itu berarti Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- adalah teladan terbaik kita dalam segala hal, dalam ibadah, dalam memimpin negara, dalam mencari nafkah, dalam berfatwa, dalam memutuskan suatu masalah, dalam berinteraksi dengan kawan maupun lawannya, dalam menjalani perintah-Nya, dalam menjauhi larangan-Nya, dan seterusnya…

Begitu pula dalam masalah kita kali ini, -yakni masalah memelihara jenggot-, Beliau-lah teladan terbaik untuk kita… Sungguh aneh, bagi mereka yang mengaku CINTA ROSUL, bagaimana mereka tidak mencintai penampilan beliau dan menirunya?!… Mengapa mereka malah mencintai penampilan para musuh beliau dan mengekor pada mereka?!… Allahul musta’an… Semoga Alloh membuka hati kita, dan menuntun kita untuk menghidupkan kembali sunnah rasul ini dalam kehidupan, amin.

Berikut kami ketengahkan beberapa hadits shohih tentang jenggotnya Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- sang Nabi, dan Teladan Terbaik kita…

1. Jenggot beliau sangat banyak dan lebat.

عن جابر بن أبي سمرة رضي الله عنه: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم قد شمط مقدم رأسه ولحيته, وكان إذا ادهن لم يتبين, وإذا شعث رأسه تبين, وكان كثير شعر اللحية. (رواه مسلم)ـ

Jabir bin Abu Samuroh r.a. berkata: Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- dulu telah muncul sedikit uban di bagian depan rambut kepala dan jenggotnya. Jika beliau meminyaki rambutnya, uban itu tidak tampak, tapi jika rambutnya kering, uban itu tampak. Dan beliau adalah seorang yang banyak rambut jenggotnya. (HR. Muslim)

عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم  عظيم اللحية (رواه أحمد, وقال محقق المسند حسن لغيره) وفي رواية أخرى عنه: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم كثّ اللحية (رواه أحمد, وقال محقق المسند: إسناده حسن)ـ

Ali r.a. berkata: Dahulu Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- adalah seorang yang besar jenggotnya. (HR. Ahmad, Muhaqqiq Musnad mengatakan: (Hadits ini) hasan lighoirih). Dalam riwayat lain dengan redaksi: Dahulu Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- adalah orang yang lebat jenggotnya. (HR. Ahmad, Muhaqqiq Musnad mengatakan: Sanadnya hasan)

2. Jenggot beliau dijadikan tanda bacaan ketika sholat.

قال أبو معمر: قلنا لخباب بن الأرت رضي الله عنه: أكان رسول الله يقرأ في الظهر والعصر؟ قال: نعم. فقلنا له: بما كنتم تعرفون قراءته؟ قال: باضطراب لحيته. (رواه البخاري)ـ

Abu Ma’mar mengatakan: Aku bertanya kepada Khobbab ibnul Arot r.a: “Apa Rosululloh dulu membaca ketika sholat Dhuhur dan Ashar?”. Khobbab menjawab: “Ya”. Kami bertanya lagi: “Dengan apa kalian tahu bacaan beliau?”. Khobbab menjawab: “Dengan pergerakan jenggotnya”. (HR. Bukhori)

3. Beliau menyela-nyela jenggotnya ketika wudlu.

عن عثمان رضي الله عنه, قال: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يخلل لحيته (رواه ابن ماجه والترمذي وقال: هذا حديث حسن صحيح، وصححه الألباني)ـ

Utsman r.a. mengatakan: “Sungguh Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dulu menyela-nyela jenggotnya (ketika wudlu). (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, ia mengatakan: Hadits ini hasan shohih. Hadits ini dishohihkan pula oleh Albani)

وعن أنس رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا توضأ, أخذ كفا من ماء, فأدخله تحت حنكه, فخلل به لحيته, وقال: هكذا أمرني ربي. (صححه الألباني لشواهده)ـ

Dari Anas r.a.: “Sungguh Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- ketika berwudlu, beliau mengambil air dengan telapaknya, lalu memasukkannya ke bawah lehernya,  dan menyela-nyela jenggotnya dengan air itu. Beliau mengatakan: Beginilah Tuhanku menyuruhku. (Dishohihkan oleh Albani karena syawahid-nya)

4. Air hujan yang mengalir dan menetes dari jenggotnya.

عن أنس بن مالك, قال: أصاب الناس سنة على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم, قال: فبينا رسول الله صلى الله عليه وسلم يخطب على المنبر يوم الجمعة قام أعرابي فقال: يا رسول الله! هلك المال, وجاع العيال, فادع الله أن يسقينا. فرفع رسول الله صلى الله عليه وسلم يديه, وما ترى في السماء قزعة, فثار سحاب أمثال الجبال, ثم لم ينزل عن منبره حتى رأينا المطر يتحادر على لحيته. قال: فمطرنا يومنا ذلك, ومن الغد, وبعد الغد, والذي يليه, حتى الجمعة الأخرى. وقام ذلك الأعرابي -أو قال: رجل غيره- فقال: يا رسول الله! تهدم البناء, وغرق المال, فادع الله لنا. فرفع يديه فقال: اللهم حوالينا ولا علينا. فما يسير بيده إلى ناحية من السحاب إلا انفرجت, وصارت المدينة مثل الجوبة, وسال الوادي قناة شهرا, ولم يجئ أحد من ناحية إلا حدث بالجود. (متفق عليه)ـ

Anas bin Malik mengisahkan: “Di masa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, orang-orang pernah didera kekeringan. Maka ketika beliau khutbah jum’at di atas mimbar, berdirilah seorang arab badui, ia mengatakan: “Wahai Rosululloh, harta (kami) telah sirna, dan keluarga (kami) telah kelaparan, maka mintalah kepada Alloh agar memberi kita hujan!”. Maka Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- mengangkat kedua tangannya. Yang sebelumnya tidak terlihat potongan awan sedikitpun, tiba-tiba setelah itu datang awan seperti gunung. Maka tidaklah beliau turun dari mimbarnya, kecuali kami telah melihat air hujan itu mengaliri jenggotnya.

Anas mengatakan: “Dan Kami pun diguyur hujan mulai hari itu, besoknya, lusanya, dan hari setelahnya, hingga hari jum’at depannya. Dan kembali orang itu -atau orang lain-berdiri seraya mengatakan: “Wahai Rosululloh, bangunan rumah (kami) jadi hancur, harta (kami) tenggelam, maka mohonkanlah kebaikan bagi kami!”. Maka beliaupun (kembali berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya seraya mengatakan: “Ya Alloh, (pindahkanlah hujan itu) ke sekitar kami, bukan langsung mengguyur kami”. Maka tidaklah beliau tunjuk awan itu, kecuali ia bergerak memencar, hingga Madinah ketika itu seperti Jawiyah, lembah-lembah menjadi sungai yang terus mengalir hingga sebulan, dan tidak seorangpun yang datang dari daerah sekitar, kecuali mengatakan kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

5. Beliau dahulu memarfumi jenggotnya.

عن عائشة رضي الله عنها قالت: كنت أطيب النبي صلى الله عليه وسلم بأطيب ما يجد, حتى أجد وبيص الطيب في رأسه ولحيته (رواه البخاري)ـ

Aisyah mengatakan: aku dulu biasa memarfumi Nabi -shollallohu alaihi wasallam- dengan minyak terbaik yang ada, hingga aku melihat sisa-sisa parfum itu di (rambut) kepala dan jenggot beliau. (HR. Bukhori).

6. Uban yang ada di jenggot beliau.

قيل لأنس بن مالك: هل شاب رسول الله صلى الله عليه وسلم؟ فقال: ما شانه الله بالشيب, ما كان في رأسه ولحيته إلا سبع عشرة أو ثماني عشرة. (وقال الحافظ في الفتح: إسناده صحيح, وقال الألباني: أخرجه ابن سعد بسند صحيح على شرط مسلم)ـ

وفي رواية، سئل أنس بن مالك : أخضب رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قال : إنه لم ير من الشيب إلا نحو سبعة عشر أو عشرين شعرة في مقدم لحيته ” . قال الألباني: أخرجه ابن ماجة أيضا و أحمد ( 3 / 108 ) و ابن سعد ( 1 / 431 ) . قلت : و إسناده صحيح على شرط الشيخين

Anas bin Malik pernah ditanya: Apa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- dahulu beruban? Anas menjawab: “Alloh tidak menjelekkannya dengan uban. Tidak ada uban di kepala beliau, kecuali hanya 17 atau 18 helai saja”. (al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: Sanadnya shohih, sedang Albani mengatakan: Hadits ini dibawakan oleh Ibnu Sa’d dengan sanad yang shohih sesuai syaratnya Imam Muslim).

Dalam riwayat lain dikatakan: Anas bin Malik pernah ditanya: Apakah Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- menyemir rambutnya? Anas menjawab: “Sungguh tidak ada uban yang terlihat pada beliau, kecuali hanya 17 atau 20 helai rambut saja, yakni di bagian depan jenggotnya. (HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Sa’d. Albani mengatakan: Sanadnya shohih sesuai syaratnya Bukhori Muslim)

JENGGOTNYA PARA NABI



Setelah mengetahui jenggotnya Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-, ada baiknya juga mengetahui bagaimana jenggotnya para Nabi sebelum beliau, agar kita tahu bahwa syariat memelihara jenggot ini, bukanlah syariat khususnya beliau, tapi merupakan syariat seluruh Nabi dan Rosul yang diutus sebelum beliau… Itulah rahasia mengapa ada beberapa kalangan agamis Ahli Kitab yang memelihara jenggotnya, karena memang dalam ajaran mereka ada syariat itu, sayang kebanyakan mereka meninggalkan salah satu ajaran agamanya itu. Berikut kami nukilkan keterangan tentang hal ini:



Alqur’an menceritakan Nabi Musa ketika menarik jenggotnya Nabi Harun:

يا ابن أم لا تأخذ بلحيتي ولا برأسي

Wahai putra ibuku, jangan kau tarik (rambut) jenggotku dan kepalaku! (Surat Thoha: 94).

Ayat ini sangat tegas dalam menerangkan bahwa Nabi Harun dahulu, jenggotnya panjang.

Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:

قال عليه الصلاة والسلام: أنا أشبه ولد إبراهيم به. (متفق عليه)ـ

Akulah keturunan Ibrohim yang paling mirip dengannya. (Muttafaqun Alaih).

Dan karena Nabi dahulu jenggotnya lebat dan panjang, berarti menunjukkan Nabi Ibrohim juga dahulu jenggotnya lebat dan panjang.

Kisah Hiroql, seorang Kaisar Romawi

روى البيهقي في دلائل النبوة عن هشام بن العاص الأموي, قال: بعثت أنا ورجل آخر إلى هرقل صاحب الروم, ندعوه إلى الإسلام… فذكر القصة بطولها, وفيها أن هرقل أراهم صور الأنبياء في خرق من حرير, فذكر في صفة نوح عليه الصلاة والسلام- أنه كان حسن اللحية, وفي صفة إبراهيم -عليه الصلاة والسلام- أنه كان أبيض اللحية. وفي صفة إسحاق -عليه الصلاة والسلام- أنه كان خفيف العارضين. وفي صفة يعقوب -عليه الصلاة والسلام- أنه كان يشبه أباه إسحاق. وفي صفة عيسى -عليه الصلاة والسلام- أنه كان شديد سواد اللحية. قال ابن كثير إسناده لا بأس به. (تفسير ابن كثير 3/484)ـ

Hisyam ibnul Ash al-Umawi mengisahkan: “Aku pernah di diutus bersama orang lain menghadap Kaisar Romawi Hiroql, untuk mengajaknya kepada Islam…” lalu ia menyebutkan kisah dengan panjang lebar, di dalamnya diceritakan bahwa Sang Hiroql memperlihatkan gambar para Nabi di atas potongan kain sutra, dan ia menyebutkan diantara sifatnya Nabi Nuh a.s jenggotnya bagus, diantara sifatnya Nabi Ibrohim a.s.  jenggotnya putih, diantara sifatnya Nabi Ishaq a.s. tipis jenggot bagian sampingnya, diantara sifatnya Nabi Ya’qub a.s. adalah mirip dengan ayahnya, yakni Nabi Ishaq, dan diantara sifatnya Nabi Isa a.s. jenggotnya sangat hitam. Setelah menyebutkan kisah ini Imam Ibnu Katsir mengatakan: “Sanadnya la ba’sa bih” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 3/484)



Jenggotnya Para Salafush Sholih



Jenggotnya Abu Bakar r.a.:

عن عائشة قالت: كان (أبي) رجل أبيض، نحيف، خفيف العارضين. (الطبقات الكبرى 3/133) (الخلفاء الراشدون للذهبي 64) (تاريخ الخلفاء للسيوطي 45)ـ

Aisyah mengatakan: Dulu bapakku adalah pria yang kulitnya putih, badannya ramping, dan jenggot bagian sampingnya tipis. (ath-Thobaqot al-Kubro 3/133) (al-Khulafa’ ar-Rosyidun, karya adz-Dzahabi 64) (Tarikhul Khulafa’, karya as-Suyuthi 45)



Jenggotnya Umar bin Khottob r.a.:

في عارضيه خفة, سبلته كبيرة (الخلفاء الراشدون للذهبي 144) (تاريخ الخلفاء للسيوطي 138)ـ

Umar bin Khottob adalah seorang yang tipis jenggot bagian pinggirnya, dan tebal jenggot bagian depanya. (al-Khulafa’ ar-Rosyidun karya adz-Dzahabi 144) (Tarikhul Khulafa’, karya as-Suyuthi 138)

Jenggotnya Utsman bin Affan r.a.:

كان كبير اللحية, عظيمها (الطبقات الكبرى لابن سعد 3/40)ـ

Utsman adalah seorang yang jenggotnya besar (at-Thobaqot al-Kubro 3/40)

طويل اللحية، حسن الوجه (الخلفاء الراشدون للذهبي 278)ـ

Utsman adalah seorang yang jenggotnya panjang dan wajahnya tampan (al-Khulafa’ ar-Rosyidun karya adz-Dzahabi 278)

كان كثير اللحية (تاريخ الخلفاء للسيوطي 157)ـ

Utsman adalah seorang yang jenggotnya banyak (Tarikhul Khulafa’ karya as-Suyuthi 157)



Jenggotnya Ali bin Abi Tholib r.a.:

أنه كان ضخم اللحية (الطبقات الكبرى لابن سعد 3/16)ـ

Ali adalah seorang yang besar jenggotnya (at-Thobaqot al-Kubro 3/16)

كان عظيم اللحية. وقال الشعبي: رأيت عليا أبيض اللحية, ما رأيت أعظم لحية منه (الخلفاء الراشدون للذهبي 378)ـ

Ali adalah seorang yang besar jenggotnya. Bahkan asy-Sya’bi mengatakan: “Aku telah melihat Ali, yang jenggotnya putih, tidak kulihat ada orang yang lebih besar jenggotnya darinya”. (al-Khulafa’ ar-Rosyidun, karya adz-Dzahabi 378)

كثير الشعر عظيم اللحية (صفوة الصفوة لابن الجوزي 1/308)ـ

Ali adalah seorang yang banyak rambutnya, besar jenggotnya. (Shofwatush Shofwah, karya Ibnul Jauzi 1/308)

كان عظيم اللحية جدا, وقد ملأت ما بين منكبيه بيضاء كأنه القطن (تاريخ الخلفاء للسيوطي 175)ـ

Ali adalah seorang yang jenggotnya besar sekali, bahkan sampai memenuhi kedua pundaknya, putih seperti kain katun (Tarikhul Khulafa’ karya as-Suyuthi 175)

Inilah nukilan tentang jenggotnya 4 khulafa’ rosyidin, padahal Rosul -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda: “Ambillah tuntunanku dan tuntunan para khulafa’ rosyidin yang mendapat petunjuk setelahku, gigitlah tuntunan-tuntunan itu dengan gigi-gigi geraham kalian”!…

Para pembaca yang dirahmati Alloh…

Sering kita mendengar orang mengatakan: “Kecintaan kepada seseorang belumlah sempurna, kecuali bila ia telah meniru gayanya, dan mendengarkan apa yang diperintahkannya”… Pertanyaannya: Cintakah kita pada Rosululloh -shollallohu alaihi  wasallam-?! Lalu sudahkah kita meniru beliau, dan mendengarkan perintah beliau?!

Sebagaimana banyak orang bangga, ketika meniru gaya olahragawan, artis, atau siapapun yang ia kagumi, mengapa kita tidak bangga, ketika meniru gaya para nabi dan para salaf kita?!… Atau paling tidak, hendaklah kita menghormati saudara seiman kita, yang berusaha menghidupkan salah satu Sunnah Nabi yang mulia ini, yakni sunnah memanjangkan jenggotnya… (bersambung… selanjutnya kita akan bahas bolehkah memendekkan jenggot hingga batas genggaman tangan? disini)

0 tanggapan:

Posting Komentar

dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih