Kamis, 30 September 2010

Isbal Tanpa Bermaksud Sombong



Isbal Tanpa Bermaksud Sombong

Ana mau tanya Ustadz Apakah berdosa pelaku isbal itu…! Ana kekantor memakai celana panjang dibawah mata kaki..tapi ana tidak ada maksud untuk berlaku sombong…! mohon penjelasan. Trimakasih
Syaiful
Email: syaiful_uxxx@plasa.com

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal menjawab:
Mungkin sebagian orang sering menemukan di sekitarnya orang-orang yang celananya di atas mata kaki (cingkrang). Bahkan ada yang mencemoohnya dengan menggelarinya sebagai 'celana kebanjiran'.

Rabu, 29 September 2010

Wajibkah Kita Bermadzhab..?

Wajibkah Kita Bermadzhab...?

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Seringkali kita mendengar sebagian orang mengatakan bahwa kita wajib memilih madzhab tertentu dalam beragama dan jangan sampai meninggalkannya. "Kalau memilih madzhab Syafi'i, madzhab itu saja. Jangan berpaling ke lainnya," begitu ujar sebagian orang. Apakah benar prinsip semacam ini? Semoga tulisan kali ini bisa sebagai jawaban berharga.

Selasa, 28 September 2010

Waktu-Waktu Terkabulnya Do’a

Waktu-Waktu Terkabulnya Do’a

Sungguh berbeda Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah Ta’ala mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:
الله يغضب إن تركت سؤاله  وبني آدم حين يسأل يغضب
"Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah"
Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa.

Senin, 27 September 2010

Do’a Nabi, Do’a Terbaik

Do’a Nabi, Do’a Terbaik

Sungguh indah apa yang dinyatakan oleh Imam Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr Al Qurthubi rahimahullah, beliau mengatakan,
فَعَلَى الْإِنْسَانِ أَنْ يَسْتَعْمِلَ مَا فِي كِتَابِ اللهِ وَصَحِيْحِ السُّنَّةِ مِنَ الدُّعَاءِ وَيَدَعُ مَا سِوَاهُ وَلاَ يَقُوْلُ أَخْتَارُهُ كَذَا فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدِ اخْتَارَ لِنَبِيِّهِ وَأَوْلِيَائِهِ وَعَلَّمَهُمْ كَيْفَ يَدْعُوْنَ
"Seyogyanya seorang menggunakan do'a-do'a yang tercantum dalam Al Qur-an dan berbagai hadits yang shahih (valid berasal dari nabi-peny) serta meninggalkan berbagai do'a yang tidak bersumber dari keduanya. Janganlah ia mengatakan, "Saya telah memilih do'a[2] sendiri (untuk diriku)", karena Allah ta'ala telah memilihkan dan mengajarkan berbagai do'a kepada nabi dan para wali-Nya (dalam Al Qur-an dan sunnah nabi-Nya) ".[3]

Minggu, 26 September 2010

Ar-Raqiib, Yang Maha Mengawasi

Ar-Raqiib, Yang Maha Mengawasi

Nama Allah Ta'ala yang maha agung ini disebutkan dalam tiga ayat al-Qur’an,
{إنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رقيباً}
Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu sekalian” (QS an-Nisaa’:1).
{وكان اللهُ عَلى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيْباً}
Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” (QS al-Ahzaab:52).
{وكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيْداً ما دُمْتُ فِيْهِمْ، فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيْهِمْ، وأنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٍ}

Sabtu, 25 September 2010

Nasehat Selepas Ramadhan

Nasehat Selepas Ramadhan

Bulan yang penuh berkah telah berlalu. Bulan yang akan menjadi saksi yang akan membela setiap orang yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah atau justru menjadi saksi yang akan menghujat setiap orang yang memandang remeh bulan Ramadlan.
Oleh karena itu, hendaknya diri kita masing-masing membuka pintu muhasabah terhadap diri kita. Amalan apakah yang kita kerjakan di bulan tersebut? Apakah faedah dan buah yang kita petik pada bulan Ramadlan tersebut? Apakah pengaruh bulan Ramadlan tersebut terhadap jiwa, akhlak dan perilaku kita?

Jumat, 24 September 2010

Keutamaan Do'a Keluar Rumah

Keutamaan Doa Keluar Rumah 

Setan pertama berkata kepada setan kedua yang ingin menganggumu. Ia berkata “Kaifa laka birajulin?” ” Bagaimanakah engkau dengan seseorang yang engkau tidak punya kekuatan untuk menganggunya. Seseorang yang telah diberi hidayah oleh Allah untuk mengingat Allah, dan telah Allah cukupi, Allah lindungi dari gangguanmu dan Allah jaga dari tipu dayamu. Adalah suatu hal yang sia-sia menganggunya. Lebih baik kamu balik saja dan cari orang lain yang bisa diganggu?”

Kamis, 23 September 2010

Telaga Kemuliaan Rasulullah pada Hari Kiamat

Telaga Kemuliaan Rasulullah pada Hari Kiamat

Iman kepada hari akhir/hari kemudian, yang berarti mengimani semua peristiwa yang diberitakan dalam ayat-ayat al-Qur'an dan hadits-hadits shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang terjadi setelah kematian, adalah salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap orang yang beriman kepada Allah Ta'ala dan kebenaran agama-Nya.
Bahkan karena tingginya kedudukan iman kepada hari akhir,

Rabu, 22 September 2010

Jalan Terdekat Menuju Syurga

Jalan Terdekat Menuju Syurga 

Bismillahirrahmanirrahim
Surga…negeri indah yang jauh di mata, tapi setiap jiwa mengharapkannya. Ada yang berusaha sungguh-sungguh, ada pula yang jatuh bangun untuk mendapatkannya. Tapi…adapula yang putus asa, sehingga membiarkan dirinya tenggelam dalam kubangan dosa. Mengapa? Karena, ia merasa jalan ke surga itu sulit, melelahkan serta banyak rintangan.

Selasa, 21 September 2010

Bolehkah Mendahulukan Puasa Sunnah dari Qodho’ Puasa?

Bolehkah Mendahulukan Puasa Sunnah dari Qodho’ Puasa?

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Permasalahan ini selalu menjadi dilema selepas Ramadhan. Apalagi untuk para wanita yang mengalami haidh saat Ramadhan sehingga mesti mengqodho' puasa. Di bulan Syawal pun kemungkinan ia bisa mendapati haidh kembali. Manakah yang mesti didahulukan dalam hal ini,

Senin, 20 September 2010

Keutamaan Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawwal

Keutamaan Puasa Sunnah 6 Hari di Bulan Syawwal

Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa (di bulan) Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan (puasa sunnah) enam hari di bulan Syawwal, maka (dia akan mendapatkan pahala) seperti puasa setahun penuh.”[1]

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan puasa sunnah enam hari di bulan Syawwal, yang ini termasuk karunia agung dari Allah kepada hamba-hamba-Nya, dengan kemudahan mendapatkan pahala puasa setahun penuh tanpa adanya kesulitan yang berarti[2].

Minggu, 19 September 2010

Kemuliaan Pembawa Hadits

Kemuliaan Pembawa Hadits
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
نَضَّرَ اللهُ امْرَءاً سَمِعَ مِنَّا حَدِيْثاً فَحَفِظَهُ – وفي لفظٍ: فَوَعَاها وَحَفِظَها – حَتَّى يُبَلِّغَهُ، فَرُبَّ حامِلِ فِقْهٍ إلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيْهٍ
Semoga Allah mencerahkan (mengelokkan rupa) orang yang mendengar hadits dariku, lalu dia menghafalnya – dalam lafazh riwayat lain: lalu dia memahami dan menghafalnya –, hingga (kemudian) dia menyampaikannya (kepada orang lain), terkadang orang yang membawa ilmu agama menyampaikannya kepada orang yang lebih paham darinya, dan terkadang orang yang membawa ilmu agama tidak memahaminya” (Hadits yang shahih dan mutawatir).

Sabtu, 18 September 2010

Bila Cinta Menyapa

Bila Cinta Menyapa

'Cinta bikin orang gila', begitu kata sebagian orang. Barangkali ada benarnya. Buktinya, banyak kita saksikan para pemuda atau pemudi yang rela melanggar aturan-aturan agama demi mencari keridhaan pacarnya. Alasan mereka, 'cinta itu membutuhkan pengorbanan'. Kalau berkorban harta atau bahkan nyawa untuk membela agama Allah, tentu tidak kita ingkari.

Jumat, 17 September 2010

Memahami Tawassul

Memahami Tawassul


Pembaca muslimah yang semoga dirahmati Allah, tawassul adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ketaatan kepada-Nya, beribadah kepada-Nya, mengikuti petunjuk Rasul-Nya dan mengamalkan seluruh amalan yang dicintai dan di ridhai-Nya, lebih jelasnya adalah kita melakukan suatu ibadah dengan maksud mendapatkan keridhaan Allah dan surga-Nya. Tentu saja ini merupakan bentuk ibadah kepada Allah yang sering kali kita lakukan dalam kehidupan kita namun perlu diketahui bahwa tidak sedikit pula orang yang terjerumus kedalam tawassul yang itu sama sekali tidak di syari’atkan di dalam agama Islam.

Kamis, 16 September 2010

Di Depan Gerbang Kematian

Di Depan Gerbang Kematian

Kematian, salah satu rahasia ilmu ghaib yang hanya diketahui oleh Allah ta'ala. Allah telah menetapkan setiap jiwa pasti akan merasakannya. Kematian tidak pandang bulu. Apabila sudah tiba saatnya, malaikat pencabut nyawa akan segera menunaikan tugasnya. Dia tidak mau menerima pengunduran jadwal, barang sedetik sekalipun. Karena bukanlah sifat malaikat seperti manusia, yang zalim dan jahil.

Rabu, 15 September 2010

Sering Terucap, Namun Luput Dari Renungan

Sering Terucap, Luput Dari Renungan

Banyak di antara kalangan masyarakat awam, masih beranggapan bahwa yang dibawa oleh Islam adalah konsep monotheisme, yaitu konsep agama yang hanya memiliki satu Tuhan. Kebalikannya adalah politheisme, yang menganggap adanya lebih dari satu Tuhan yang disembah. Padahal sejatinya Islam membawa ajaran Tauhid, yang lebih dari sekedar monotheisme.

Selasa, 14 September 2010

Prioritas Utama: Akhlaq Kepada Allah!

Prioritas Utama: Akhlaq Kepada Allah!
Dari An Nawas bin Sam'an radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:
البر حسن الخلق
"Kebajikan itu keluhuran akhlaq"[1]
Hadits ini memiliki beberapa kandungan sebagai berikut:


  • Hadits ini menunjukkan urgensi akhlak dalam agama ini, karena nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberitakan bahwa seluruh kebajikan terdapat dalam keluhuran akhlak. Dengan demikian, seorang yang baik adalah seorang yang luhur akhlaknya.

Senin, 13 September 2010

Kunci Keamanan dan Hidayah

Kunci Keamanan dan Hidayah


Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu'anhu, beliau berkata:

Tatkala turun ayat (yang artinya), "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezaliman, mereka itulah yang akan mendapatkan rasa aman, dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk." (QS. al-An'am: 82).

Kau Tak Kenal Dirimu dan Tak Kenal Dirinya

Kau Tak Kenal Dirimu dan Tak Kenal Dirinya

Saudaraku, semoga Allah mengokohkan imanku dan imanmu… perjalanan hidup ini acapkali kita lalui dengan 'ketidaksadaran'. Bukan linglung, pingsan, atau hilang ingatan. Akan tetapi karena kita tidak sadar tentang hakekat diri dan kedudukan kita serta kita tidak sadar betapa agung hak Rabb yang telah menciptakan kita atas diri kita. Berangkat dari 'ketidaksadaran' itulah muncul 'penyakit ganas' berikutnya yang bernama ketidaksabaran.
Tentang hakekat diri dan kedudukan kita, maka bacalah firman-Nya (yang artinya), "Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. adz-Dzariyat: 56). Kita adalah hamba yang harus menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apa saja. Adapun mengenai keagungan Rabb (Allah) yang telah menciptakan kita, maka bacalah firman-Nya (yang artinya), "Segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam." (QS. al-Fatihah: 1). Allah lah sosok paling berjasa kepada kita dan yang paling layak untuk mendapatkan cinta.
Tatkala seorang hamba telah kehilangan dua buah ilmu ini -ilmu tentang hakekat dirinya dan ilmu tentang keagungan hak Rabbnya- maka pupuslah harapan untuk menggapai kebahagiaan yang sebenarnya. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Seorang hamba akan sampai pada tujuannya -dengan meniti jalan yang lurus- adalah dengan merealisasikan kedua macam ma'rifat ini baik dalam bentuk ilmu maupun keadaan/sikap hidup, sedangkan keterputusannya -untuk bisa menggapai tujuan- adalah karena dia kehilangan keduanya. Inilah kandungan makna ucapan mereka -sebagian orang bijak-, 'Barangsiapa yang mengenal -hakekat- dirinya niscaya akan mengenali -keagungan- Rabbnya'…" (al-Fawa'id, hal. 133)
Nah, sadarkah dirimu bahwa Allah menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya? Sadarkah dirimu bahwa hidup di dunia ini tiada artinya jika tidak digunakan untuk menghamba kepada-Nya? Sadarkah dirimu, betapa besar anugerah dan nikmat yang Allah curahkan kepada kita -yang semestinya kita syukuri dengan hati, lisan dan segenap anggota badan kita- di sepanjang perjalanan hidup yang kita lalui, di setiap jengkal tanah yang kita pijak dan setiap bangunan rumah yang kita huni. Aduhai, betapa seringnya kita tak sadar, terlena oleh suasana, melupakan hakekat diri kita dan melalaikan hak Rabb kita atas diri kita. Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Sungguh jika kalian bersyukur maka pasti akan Aku tambahkan nikmat kepada kalian, akan tetapi jika kalian kufur/ingkar maka sesungguhnya siksa-Ku sangatlah pedih." (QS. Ibrahim: 7). Allah ta'ala berfirman pula (yang artinya), "Betapa sedikit hamba-hamba-Ku yang pandai bersyukur." (QS. Saba': 13)
Saudaraku, untuk apakah kau pergunakan waktu yang diberikan Allah kepadamu? Waktu yang begitu berharga ini kerapkali kita sia-siakan. Jangankan berpikir untuk melipatgandakan pahala amalan, bahkan sekedar untuk beramal yang ringan pun kita sering berat dan menganggapnya sebagai beban atau bahkan siksaan! Padahal Rabb kita jalla fi 'ulaah telah memberikan janji luar biasa bagi hamba yang patuh kepada-Nya. Allah berfirman (yang artinya), "Barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya sungguh dia akan mendapatkan keberuntungan yang sangat besar." (QS. al-Ahzab: 71). Allah ta'ala juga berfirman (yang artinya), "Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (QS. Thaha: 123)
Ketidaksadaran itulah yang membuahkan ketidaksabaran. Tidak sabar dalam menjalani ketaatan. Tidak sabar dalam menjauhi kemaksiatan. Dan tidak sabar dalam menghadapi perihnya musibah yang menimpa hati maupun badan. Oleh sebab itu tidak ada yang beruntung kecuali orang-orang yang sabar. Bukankah Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Demi masa, sesungguhnya semua orang merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam menetapi kesabaran." (QS. al-'Ashr: 1-3)
Bagi banyak orang ketaatan terkadang dirasakan memberatkan dan tidak menyenangkan. Yaitu tatkala seorang hamba tidak lagi menyadari bahwa kesulitan yang dihadapinya di saat berjuang menegakkan ketaatan adalah ujian untuk membuktikan sejauh mana kualitas iman pada dirinya. Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Alif lam mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan, 'Kami beriman' lantas mereka pun tidak diuji?" (QS. al-Ankabut: 1-2). Allah ta'ala juga berfirman (yang artinya), "Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga begitu saja sementara Allah belum mengetahui -menunjukkan- siapakah orang-orang yang bersungguh-sungguh di antara kalian, dan juga siapakah orang-orang yang bersabar." (QS. Ali Imran: 142)
Syaikh as-Sa'di rahimahullah berkata ketika menafsirkan ayat dalam surat Ali Imran di atas, "Artinya, janganlah kalian mengira dan jangan pernah terbetik dalam benak kalian bahwa kalian akan masuk surga begitu saja tanpa menghadapi kesulitan dan menanggung berbagai hal yang tidak menyenangkan tatkala menapaki jalan Allah dan berjalan mencari keridhaan-Nya. Sesungguhnya surga itu adalah cita-cita tertinggi dan tujuan paling agung yang membuat orang-orang saling berlomba -dalam kebaikan-. Semakin besar cita-cita maka semakin besar pula sarana untuk meraihnya begitu pula upaya yang mengantarkan ke sana. Tidak mungkin sampai pada kenyamanan kecuali dengan meninggalkan sikap santai-santai. Tidak akan digapai kenikmatan -yang hakiki/surga- kecuali dengan meninggalkan (tidak memuja) kenikmatan -yang semu/dunia-. Hanya saja perkara-perkara yang tidak menyenangkan di dunia yang dialami seorang hamba di jalan Allah -tatkala nafsunya telah dia latih dan gembleng untuk menghadapinya serta dia sangat memahami akibat baik yang akan diperoleh sesudahnya- maka niscaya itu semua akan berubah menjadi karunia yang menggembirakan bagi orang-orang yang memiliki bashirah, mereka tidak peduli dengan itu semua. Itulah keutamaan dari Allah yang diberikan-Nya kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya." (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 150)
Sementara itu, kesabaran menerima cobaan dan kesungguhan dalam menjalani ketaatan hanya akan lahir dari keyakinan yang kokoh terhunjam. Allah ta'ala berfirman (yang artinya), "Tidaklah menimpa suatu musibah kecuali dengan izin Allah, barangsiapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan menunjuki hatinya." (QS. at-Taghabun: 11). Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu berkata, "Dia adalah seorang hamba yang tertimpa musibah lalu dia mengetahui/meyakini bahwasanya musibah itu datang dari sisi Allah maka dia pun merasa ridha dan pasrah." (HR. Said bin Manshur, lihat al-'Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 208).
Tatkala seorang hamba mampu menyempurnakan keyakinan di dalam jiwanya maka niscaya musibah yang menimpa akan berubah menjadi nikmat, dan cobaan yang dialami akan berubah menjadi anugerah (lihat al-'Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 208). Ibnul Qayyim rahimahullah menukil penjelasan para ulama bahwa ciri orang yang telah memiliki keyakinan yang kokoh terhunjam itu adalah; [1] dia senantiasa menengok/ingat kepada Allah pada setiap kejadian yang dialaminya, [2] dia selalu kembali kepada-Nya pada setiap urusan, [3] dia senantiasa memohon pertolongan kepada-Nya dalam setiap keadaan, dan [4] dia senantiasa mengharapkan wajah-Nya dalam setiap gerakan maupun diam (lihat al-'Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 208).
Itu artinya apabila seorang hamba ingin keluar dari ketidaksadaran ini, hendaknya dia betul-betul memahami kedua buah ilmu tersebut. Pertama; ilmu tentang hakekat dirinya beserta segala kekurangan, kelemahan dan keterbatasannya. Dan yang kedua; ilmu tentang hak dan keagungan Rabbnya beserta kesempurnaan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Kedua ilmu itulah yang akan mengokohkan akar keyakinan di dalam hatinya dan menegakkan pohon kesabaran di dalam hidupnya.
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Minggu, 12 September 2010

Buah Kejujuran

Buah Kejujuran

Dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, beliau mengisahkan bahwa suatu saat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memboncengkan Mu'adz di atas seekor binatang tunggangan (keledai bernama 'Ufair). Nabi berkata, "Hai Mu'adz." Mu'adz menjawab, "Kupenuhi panggilanmu dengan senang hati, wahai Rasulullah." Lalu Nabi berkata, "Hai Mu'adz." Mu'adz menjawab, "Kupenuhi panggilanmu dengan senang hati, wahai Rasulullah." Sampai tiga kali.

Sabtu, 11 September 2010

Tiga Pokok Kebahagiaan

Tiga Pokok Kebahagiaan

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
"Ada tiga pokok yang menjadi pondasi kebahagiaan seorang hamba, dan masing-masingnya memiliki lawan. Barangsiapa yang kehilangan pokok tersebut maka dia akan terjerumus ke dalam lawannya. [1] Tauhid, lawannya syirik. [2] Sunnah, lawannya bid'ah. Dan [3] ketaatan, lawannya adalah maksiat. Sedangkan ketiga hal ini memiliki satu musuh yang sama yaitu kekosongan hati dari rasa harap di jalan [ketaatan kepada] Allah dan keinginan untuk mencapai balasan yang ada di sisi-Nya serta ketiadaan rasa takut terhadap-Nya dan hukuman yang dijanjikan di sisi-Nya." (al-Fawa'id, hal. 104)

Jumat, 10 September 2010

Permasalahan Qodho’ Puasa Ramadhan

Permasalahan Qodho’ Puasa Ramadhan


Berbagai permasalahan qodho’ puasa (membayar utang atau nyaur puasa) masih belum dipahami oleh sebagian kaum muslimin. Oleh karena itu, pembahasan ini sangat menarik jika kami ketengahkan. Semoga bermanfaat.
Yang dimaksud dengan qodho’ adalah mengerjakan suatu ibadah yang memiliki batasan waktu di luar waktunya.[1] Untuk kasus orang sakit misalnya, di bulan Ramadhan seseorang mengalami sakit berat sehingga tidak kuat berpuasa.

Kamis, 09 September 2010

Takbiran Hari Raya

Takbiran Hari Raya


Waktu Mulai & Berakhir Takbiran

a. Takbiran Idul Fitri

Takbiran pada saat idul fitri dimulai sejak maghrib malam tanggal 1 syawal sampai selesai shalat ‘id.

Hal ini berdasarkan dalil berikut:

1. Allah berfirman, yang artinya: “…hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu.” (Qs. Al Baqarah: 185)

Rabu, 08 September 2010

8 Kemungkaran di Hari Raya

8 Kemungkaran di Hari Raya

Hari raya 'Idul Fithri adalah hari yang selalu dinanti-nanti kaum muslimin. Tak ada satu pun di antara kaum muslimin yang ingin kehilangan moment berharga tersebut. Apalagi di negeri kita, selain memeriahkan Idul Fithri atau lebaran, tidak sedikit pula yang berangkat mudik ke kampung halaman. Di antara alasan mudik adalah untuk mengunjungi kerabat dan saling bersilaturahmi. Namun ada beberapa hal yang perlu dikritisi saat itu, yaitu beberapa amalan yang keliru dan mungkar.

Selasa, 07 September 2010

Bila Shalat ‘Ied Jatuh pada Hari Jum’at

Bila Shalat ‘Ied Jatuh pada Hari Jum’at

Apabila hari raya Idul Fithri atau Idul Adha bertepatan dengan hari Jum'at, apakah shalat Jum'at menjadi gugur karena telah melaksanakan shalat 'ied? Untuk masalah ini para ulama memiliki dua pendapat.
Pendapat Pertama: Orang yang melaksanakan shalat 'ied tetap wajib melaksanakan shalat Jum'at.
Inilah pendapat kebanyakan pakar fikih. Akan tetapi ulama Syafi'iyah menggugurkan kewajiban ini bagi orang yang nomaden (al bawadiy).

Senin, 06 September 2010

Perpisahan dengan Bulan Ramadhan

Perpisahan dengan Bulan Ramadhan

Tidak terasa sudah sebulan kita menjalani ibadah di bulan Ramadhan. Dan saatnya kita berpisah dengan bulan yang penuh barokah, bulan yang penuh rahmat dan ampunan Allah, serta bulan di mana banyak yang dibebaskan dari siksa neraka. Pada pembahasan kali ini, kami mengangkat sebuah pelajaran yang cukup berharga yang kami olah dari kitab Latho-if Al Ma’arif karangan Ibnu Rajab Al Hambali dengan judul “Wadha’ Ramadhan” (Perpisahan dengan Bulan Ramadhan),

Minggu, 05 September 2010

Beberapa Keringanan Ketika Safar

Beberapa Keringanan Ketika Safar

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Pertama, diperbolehkan bagi musafir untuk tidak berpuasa jika mengalami kesulitan untuk berpuasa ketika safar. Jabir bin 'Abdillah mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فِى سَفَرٍ ، فَرَأَى زِحَامًا ، وَرَجُلاً قَدْ ظُلِّلَ عَلَيْهِ ، فَقَالَ « مَا هَذَا » . فَقَالُوا صَائِمٌ . فَقَالَ « لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ الصَّوْمُ فِى السَّفَرِ

Sabtu, 04 September 2010

Cara Penunaian Fidyah

Cara Penunaian Fidyah

Para ulama Hanafiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah sepakat bahwa fidyah dalam puasa dikenai pada orang yang tidak mampu menunaikan qodho' puasa. Hal ini berlaku pada orang yang sudah tua renta yang tidak mampu lagi berpuasa, serta orang sakit dan sakitnya tidak kunjung sembuh. Pensyariatan fidyah disebutkan dalam firman Allah Ta'ala,

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

Jumat, 03 September 2010

Panduan Zakat Fithri

Panduan Zakat Fithri

Zakat secara bahasa berarti an namaa' (tumbuh), az ziyadah (bertambah), ash sholah (perbaikan), menjernihkan sesuatu dan sesuatu yang dikeluarkan dari pemilik untuk menyucikan dirinya.
Fithri sendiri berasal dari kata ifthor, artinya berbuka (tidak berpuasa). Zakat disandarkan pada kata fithri karena fithri (tidak berpuasa lagi) adalah sebab dikeluarkannya zakat tersebut.[1] Ada pula ulama yang menyebut zakat ini juga dengan sebutan "fithroh", yang berarti fitrah/ naluri. An Nawawi mengatakan bahwa untuk harta yang dikeluarkan sebagai zakat fithri disebut dengan "fithroh"[2]. Istilah ini digunakan oleh para pakar fikih.

Kamis, 02 September 2010

Tips Mudik Lebaran Penuh Berkah (bag. 3)

Tips Mudik Lebaran Penuh Berkah (bag. 3)

Kali ini adalah pembahasan terakhir dari serial mudik lebaran. Semoga bermanfaat.
Beberapa Keringanan Ketika Safar
Pertama, diperbolehkan bagi musafir untuk tidak berpuasa jika mengalami kesulitan untuk berpuasa ketika safar. Jabir bin 'Abdillah mengatakan,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فِى سَفَرٍ ، فَرَأَى زِحَامًا ، وَرَجُلاً قَدْ ظُلِّلَ عَلَيْهِ ، فَقَالَ « مَا هَذَا » . فَقَالُوا صَائِمٌ . فَقَالَ لَيْسَ مِنَ الْبِرِّ الصَّوْمُ فِى السَّفَرِ

Rabu, 01 September 2010

Tips Mudik Lebaran Penuh Berkah (bag. 2)

Tips Mudik Lebaran Penuh Berkah (bag. 2)

Pada artikel sebelumnya, kami telah sajikan beberapa hal yang berkaitan dengan tips persiapan sebelum mudik. Pada saat ini, kita masuk pada pembahasan beberapa tips ketika berada dalam perjalanan dan kembali dari safar. Semoga bermanfaat.

TIPS KETIKA DALAM PERJALANAN
Membaca Do'a Ketika Naik Kendaraan
Ketika menaikkan kaki di atas kendaraan hendaklah seorang musafir membaca, "Bismillah, bismillah, bismillah".