Rabu, 23 November 2011

Berdakwah Itu Butuh Ilmu

Berdakwah Itu Butuh Ilmu...
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang da'i yang mengajak kepada perbuatan ma'ruf dan melarang orang lain berbuat mungkar, di antaranya :

"...Yang dimaksud dengan niat terpuji yang diterima di sisi Allah dan mendapatkan ganjaranNya adalah hendaknya amalan tersebut ditujukan untuk mencari ridha Allah dan yang dimaksud dengan amal terpuji yang merupakan amal saleh adalah amal yang diperintahkan, dan apabila demikian adanya maka orang yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar wajib menerapkan pada dirinya sendiri dua syarat tadi, dan tidaklah disebut amal saleh apabila tidak berdasarkan ilmu dan pemahaman ...."

Kemudian beliau berkata pula :

"...maka orang yang menjalankan amar ma'ruf nahi munkar haruslah memiliki ilmu tentang hal yang ma'ruf dan yang mungkar dan dapat membedakan antara keduanya dan harus memiliki ilmu tentang keadaan orang yang diperintah dan yang dilarang.

Sabtu, 12 November 2011

Mari Kita Lihat Ilmu yang Kita miliki..., Bermanfaatkah Ilmu Kita...?

Mari Kita Lihat Ilmu yang Kita miliki..., Bermanfaatkah Ilmu Kita...?
Di dalam Al-Qur-an terkadang Allah Ta’ala menyebutkan ilmu pada kedudukan yang terpuji, yaitu ilmu yang bermanfaat. Dan terkadang Dia menyebutkan ilmu pada kedudukan yang tercela, yaitu ilmu yang tidak bermanfaat.

Adapun yang pertama, seperti firman Allah Ta’ala,

هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“... Katakanlah: ‘Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’...” [Az-Zumar: 9]

Firman Allah Ta’ala,


 شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Rabu, 09 November 2011

Nasehat Bagi Penuntut Ilmu Untuk Menetapi Kebenaran Dan Kesabaran

Nasehat Bagi Penuntut Ilmu Untuk Menetapi Kebenaran Dan Kesabaran

Oleh Syaikh Ali bin Hasan Abdul Hamid Al-Halabi

Segala puji hanya milik bagi Allah Jalla Jalaluhu, kita memujiNya, meminta pertolonganNya, memohon ampunanNya dan kita meminta perlindungan kepadaNya dari kejelekan diri dan amal kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah Jalla Jalaluhu maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkanNya, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberi petunjuk. Aku bersaksi tidak sesembahan yang benar kecuali Allah Jalla Jalaluhu, tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wa sallam adalah hamba dan utusanNya.

Selanjutnya :
Sesungguhnya sebaik–baik pembicaraan adalah Kalamullah dan sebaik–baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam dan sejelek–jelek perkara adalah menambah–nambah dalam urusan agama dan setiap perkara baru dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan nerakalah tempatnya.

Minggu, 06 November 2011

Ketika Beramal Tanpa Ilmu

Ketika Beramal Tanpa Ilmu

 Sebagai seorang muslim tentu setiap kali mendirikan shalat lima waktu, atau shalat-shalat yang lainnya. Dia selalu meminta ditunjukan shirathul mustaqim. Yaitu jalan lurus yang telah lama dilalui oleh orang-orang yang telah diberi nikmat, dan dijauhkan dari jalan orang-orang maghdhubi `alaihim (orang-orang yang Engkau murkai), juga jalan orang-orang dhallin (orang-orang yang sesat). Dalam tafsiran, dua kelompok diatas disebutkan [1], bahwa orang-orang mahgdhubi ‘alaihim adalah Yahudi, sedangkan orang dhallin adalah Nashara.

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah,”Dan perbedaan antara dua jalan -yaitu agar dijauhi jalan keduanya-, karena jalan orang yang beriman menggabungkan antara ilmu dan amal. Adalah orang Yahudi kehilangan amal, sedangkan orang Nashrani kehilangan ilmu. Oleh karenanya, orang Yahudi memperoleh kemurkaan dan orang Nashrani memperoleh kesesatan. Barangsiapa mengetahui, kemudian tidak mengamalkannya, layak mendapat kemurkaan. Berbeda dengan orang yang tidak mengetahui.