Kamis, 28 April 2011

Antara Nikah dan Menuntut Ilmu

Bingung, Nikah atau Belajar dulu ya..?

Oleh Syaikh Kholid bin Ali al-Musyaiqih – hafizhohulloh.

Pertanyaan:
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته / احسن الله اليكم يا شيخ / انا يا شيخ في الطريق لبداية طلب العلم و نظرا للفتن في زماننا هذا فان نفسي تتوق للزواج فهل يؤثر الزواج على طلب العلم و انا في السن الواحد و العشرون فماذا تنصحوني به هل اقدم على الزواج ام انتظر حتى اخذ قسطا من العلم بارك الله فيكم
Assalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh. Semoga Alloh berbuat kebaikan kepada Anda wahai Syaikh.

Wahai Syaikh, saya sekarang berada pada awal permulaan jalan menuntut ilmu. Dan karena melihat berbagai fitnah pada zaman kita ini, jiwaku berkeinginan untuk menikah. Apakah pernikahan akan berpengaruh kepada tholabul ilmi, sedangkan saya sekarang berumur dua puluh satu tahun? Apa nasihat Anda kepadaku, apakah saya terus maju untuk menikah ataukah menunggu sampai saya memperoleh bagian dari ilmu? Semoga Alloh memberkati Anda.

Jawaban:
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين:
نقول بأن الزواج بإذن الله لا يعيق عن طلب العلم إذا كان الإنسان جاداً حريصاً مهتماً ، فإن ذلك لا يعيقه بل يستطيع أن يسخر هذا الزواج في طلبه للعلم ، بأن يتعاون مع أهله في مذاكرة الدروس ومراجعتها ومراجعة الحفظ ..الخ ، فما أمر الله عز وجل به وما أمر به رسوله صلى الله عليه وسلم هذا لا يمكن أن يكون عائقاً عن الصالحات ، بل إذا كان الإنسان كما ذكرنا جاداً مهتماً منظماً لوقته يستطيع أن يسخر هذا الأمر إلى أداة فاعلة تعينه على طلب العلم وتهيئ لـه الجو المناسب لكي يطلب العلم ، والصحابة رضي الله عنهم كانوا يتزوجون والنبي صلى الله عليه وسلم أمر بالزواج وحث عليه ، ومع ذلك كانوا يأخذون عن النبي صلى الله عليه وسلم وهكذا السلف الصالح أيضاً كانوا يتزوجون ويأخذون العلم عن علمائهم ولم يعقهم ذلك عن طلب العلم

Alhamdulillah, wash-Sholatu was salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala Alihi wa Shohbihi ajma’in.
Kami katakan bahwa menikah dengan izin Alloh tidak akan menghalangi menuntut ilmu. Jika seseorang bersungguh-sungguh, semangat dan memberikan perhatian, maka hal itu tidak akan menghalanginya. Bahkan dia bisa menundukkan pernikahan ini dalam pencariannya terhadap ilmu. Yaitu dengan cara saling tolong menolong bersama istrinya dalam mudzakaroh (mengingat-ingat) pelajaran, muroja’ah (mengulang-ulang) pelajaran dan hapalan… dst.
Maka apa yang Alloh dan Rosul-Nya perintahkan ini tidak mungkin menjadi penghalang dari amalan-amalan shalih. Bahkan jika orang itu sebagaimana yang kami sebutkan, sungguh-sungguh, benar-benar perhatian, dan mampu mengatur waktunya, niscaya dia akan mampu menundukkan perkara ini sehingga menjadi sarana atau faktor yang akan membantunya dalam menuntut ilmu, dan akan memberikan hawa yang sesuai baginya agar dia bisa menuntut ilmu.
Para sahabat dahulu juga menikah. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam memerintahkan dan menganjurkan menikah. Bersamaan dengan itu, mereka mengambil (ilmu) dari Nabi – shollallohu ‘alaihi wa sallam -. Demikian juga para salafus shalih, mereka menikah dan juga mengambil ilmu dari ulama mereka. Dan hal itu tidak menghalangi mereka dari menuntut ilmu.
Sumber: http://www.almoshaiqeh.com/index.php?option=com_ftawa&task=view&id=33038&catid=&Itemid=35 (diterjemahkan oleh Abahe Ubed http://albamalanjy.wordpress.com/2009/07/20/antara-menuntut-ilmu-dan-menikah/)

0 tanggapan:

Posting Komentar

dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih