alaihi wa sallam bersabda,
إن أول ما يحاسب الناس به يوم القيامة من أعمالهم الصلاة قال يقول ربنا عزوجل
لملائكته وهو أعلم انظروا في صلاة عبدي أتمها أم نقصها فإن كانت تامة كتبت له
تامة وإن كان انتقص منها شيئا قال انظروا هل لعبدي من تطوع ؟ فإن كان له تطوع
قال أتموا لعبدي فريضته من تطوعه ثم تؤخذ الأعمال على ذاكم
Sesungguhnya amal ibadah manusia yang pertama kali dihisab (diperhitungkan)
pada hari kiamat adalah shalat (wajib lima waktu), Allah Taala berfirman
kepada para malaikat –dan Dia Maha Mengetahui (segala sesuatu)–: Periksalah
shalat (lima waktu yang telah dikerjakan) hamba-Ku, apakah dia telah
sempurna atau ada yang kurang? Kalau shalatnya telah sempurna maka
dituliskan baginya (pahala) yang sempurna, kalau ada yang kurang dalam
shalatnya, Allah berfirman: Apakah hamba-Ku pernah mengerjakan shalat
tathawwu? Kalau hamba tersebut pernah mengerjakan shalat sunnah tathawwu,
Allah berfirman: Sempurnakanlah bagi hamba-Ku (kekurangan) shalat (wajib
lima waktu) dengan shalat tathawwu. Kemudian amal-amal ibadah lainnya akan
diperhitungkan seperti itu. [1]
Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan dan salah satu hikmah besar
disyariatkannya shalat tathawwu. [2]
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin mengatakan, Ketahuilah, sungguh
termasuk nikmat Allah (yang agung) dengan Dia mensyariatkan kepada
hamba-hamba-Nya amal-amal ibadah sunnah tambahan untuk menyempurnakan
(kekurangan) amal-amal yang wajib, karena (bagaimana pun) amal-amal yang
wajib tidak akan luput dari kekurangan. [3]
Mutiara Hikmah
Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini:
Shalat tathawwu adalah semua shalat yang disyariatkan dalam agama Islam,
selain shalat wajib lima waktu, baik yang hukumnya wajib atau sunnah
(anjuran) [4].
Agungnya kedudukan shalat lima waktu dalam Islam, karena shalat adalah
ibadah yang pertama kali Allah Taala wajibkan kepada manusia setelah
kewajiban beriman (dua kalimat syahadat), maka shalat adalah panji iman dan
bendera Islam[5].
Umar bin Khattab mengatakan, Hisablah (introspeksilah) dirimu saat ini
sebelum engkau dihisab (diperiksa/dihitung amal perbuatanmu pada hari
kiamat), dan timbanglah dirimu saat ini sebelum amal perbuatanmu ditimbang
(pada hari kiamat nanti). [6]
Agungnya rahmat dan kasih sayang Allah Taala kepada hamba-hamba-Nya dengan
menyempurnakan kekurangan pada ibadah wajib mereka dengan ibadah sunnah
yang mereka kerjakan. [7]
Arti kekurangan yang disempurnakan dalam hadits ini adalah
ketidaksempurnaan dalam melaksanakan amal-amal wajib dalam shalat, atau
amal-amal yang disyariatkan seperti khusyu, dzikir-dzikir maupun doa dalam
shalat. [8]
Hamba Allah yang paling mulia di sisi Allah adalah yang melaksanakan
amal-amal ibadah yang wajib dengan baik, dan banyak mengerjakan amal-amal
sunnah, sehingga Allah Taala pun mencintainya, inilah wali (kekasih) Allah
Taala yang sesungguhnya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang
shahih[9] (yang menjelaskan tentang wali Allah, ed).
Keutamaan memperbanyak shalat tathawwu dan amal-amal sunnah lainnya, karena
semakin banyak amalan sunnah yang kita kerjakan maka semakin besar pula
peluang kita untuk menyempurnakan kewajiban-kewajiban kita, untuk
keselamatan kita di hari kemudian.
Dahsyatnya perhitungan amal pada hari kiamat, karena pada waktu itu yang
bermanfaat hanyalah amal perbuatan manusia, bukan harta atau kemewahan
dunia yang mereka miliki.
***
Penulis: Ustadz Abdullah Taslim, Lc.
Artikel www.muslim.or.id
Footnote:
[1] HR Abu Dawud (no. 864), an-Nasa-i (1/232-233), at-Tirmidzi (no. 413)
dan Ibnu Majah (no. 1425 dan 1426), dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam
Shahihul Jaamiish Shagiir (no. 2020).
[2] Lihat kitab Bugyatul Mutathawwi (hal. 16)
[3] Kitab Syarh Riyadhish Shaalihiin (3/282).
[4] Lihat kitab Bugyatul mutathawwi (hal. 12).
[5] Lihat kitab Faidhul Qadiir (3/87).
[6] Ucapan sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu anhu yang terkenal,
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab beliau Az Zuhd (hal. 120), dengan
sanad yang hasan.
[7] Lihat kitab Bahjatun Naazhiriin (2/281).
[8] Lihat kitab Tuhfatul Ahwadzi (2/384).
[9] HSR al-Bukhari (no. 6137).
///////////////////////////////////////////
Kursus Kilat Percakapan Bahasa Arab (Mediu Jogja)
Posted: 16 Oct 2009 03:07 AM PDT
http://muslim.or.id/dari-redaksi/kursus-kilat-percakapan-bahasa-arab-mediu-jogja.html
Era Globalisasi menuntut kemampuan penguasaan Bahasa Asing yang handal. Di
samping Bahasa Inggris sebagai Bahasa komunikasi Internasional, Bahasa Arab
juga memiliki peran penting dalam pergaulan Internasional. Semakin
berkembangnya sistem ekonomi syariah, semakin luasnya khazanah keilmuan
dunia Islam adalah di antara alasan kuat untuk mempelajari Bahasa Arab.
Terlebih lagi bagi seorang muslim, dimana sumber ajaran agama Islam
semuanya tertulis dalam bahasa Arab yang jelas.
Kini, belajar bahasa Arab pun semakin mudah dan menyenangkan. Al Madinah
International University menyelenggarakan program Kursus Kilat Percakapan
Bahasa Arab selama 20 hari. Pilihan tepat bagi anda yang ingin menguasai
percakapan bahasa Arab beserta kaidah-kaidah dasar dalam bahasa Arab.
Biaya:
Biaya pendaftaran: 10.000
Biaya kursus: 150.000
Fasilitas:
Modul
Ruang belajar nyaman
Pengajar yang profesional lulusan LIPIA, UIN, dan Pondok Pesantren terkenal
Sertifikat dari Al Madinah International University LC Yogyakarta
Hot spot area
Lab komputer dengan akses internet gratis (selama menjadi peserta kursus)
Pendaftaran
Tempat Pendaftaran:
Al Madinah International University LC Yogyakarta: Wisma MTI, Jalan Selokan
Mataram 8C, RT 01/RW 49, Pogung Kidul, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
Toko Ihya, Karang bendo CT III/2 Jl. Selokan Mataram (Utara Fakultas
Pertanian UGM)
Pendaftaran dibuka mulai:
1 hingga 18 Oktober 2009.Kelas perdana 19 Oktober 2009.
1 hingga 18 Desember 2009. Kelas perdana 19 Desember 2009.
Program ini dibuka untuk umum, putra dan putri.
Alamat kampus dan pusat informasi:
Al Madinah International University LC Yogyakarta
Jl. Kusumanegara No. 222, Muja-muju, Umbulharjo
Yogyakarta 55165
Tel: +62 274 376751
Fax: +62 274 375872
HP: 0852 2830 2205
Email: yogyakarta[at]mediu.edu.my
--
0 tanggapan:
Posting Komentar
dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih