Pada pertemuan sebelumnya telah dijelaskan mengenai judul risalah ini dan
berbagai pelajaran berharga yang terkandung di dalamnya, sehingga risalah
ini menjadi sebuah risalah yang penting bagi setiap muslim dan muslimah.
Hal itu dikarenakan di dalamnya terdapat penjelasan mengenai sebab
keteguhan mereka dalam menghadapi cobaan di dunia yang berupa fitnah
syubhat maupun syahwat, demikian juga keteguhan ketika menghadapi
pertanyaan dua malaikat di dalam kubur. Nah, sekarang kita akan melanjutkan
pembicaraan kita dengan membahas sebagian kandungan mukadimah kitab ini
Setelah bismillahirrahmanirrahim, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah mengatakan,
اعْلمْ رَحِمَكَ اللهُ أَنَّهُ يَجِبُ عَلَيْنَا تَعَلُّمُ أَرْبَع مَسَائِلَ
Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu. Wajib bagi kita untuk mempelajari
empat perkara
Makna doa rahmat adalah permohonan kepada Allah agar mendapatkan ampunan
atas kesalahan di masa silam dan bimbingan untuk menjalani kehidupan di
masa depan. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,
Semoga Allah merahmatimu artinya; semoga Allah melimpahkan kepadamu
rahmat-Nya yang dengan itu kamu akan berhasil meraih cita-citamu dan kamu
akan selamat dari apa yang kamu khawatirkan. Sehingga makna ungkapan ini
adalah semoga Allah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan semoga Allah
memberikan taufik kepadamu dan menjagamu dari dosa-dosa yang akan datang.
Ini apabila doa rahmat disebutkan secara sendirian. Adapun apabila doa ini
disertakan bersama doa ampunan maka doa ampunan ditujukan bagi dosa-dosa
yang telah lalu, sedangkan rahmat dan taufik untuk mendapatkan kebaikan
serta keselamatan di masa depan. Apa yang dilakukan oleh penulis
rahimahullahu taala menunjukkan perhatian beliau dan kasih sayangnya kepada
orang yang diajak bicara serta menunjukkan bahwa beliau menginginkan
kebaikan untuknya. (Syarh Tsalatsat al-Ushul, hal. 19)
Syaikh Khalid bin Abdullah al-Mushlih hafizhahullah menjelaskan:
وهذا من لطفه وحسن تأليفه ورفقه بمن يتعلم، فدعا للمتعلّم سواءٌ أكان قارئًا
أم مستمعاً بالرحمة، وهذا منهج مهم وطريق لابد من التنبه إليه، وهو أن يكون
المعلِّم والداعية إلى دين الله عز وجل شفيقاً رحيماً، وأن يشعر من يدعوه أنه
يريد به الخير والهدى، ويريد أن يخرجه من الظلمات إلى النور؛ فإن هذا الأسلوب
من أسباب قبول الدعوة، ومن أسباب قبول العلم، ولذلك قال الله جل وعلا في
رسوله: وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ .
آل عمران:159، وينبغي أن يكون الداعية إلى دين الله عز وجل رءوفاً رحيماً، كما
قال الله جل وعلا في حق نبيّه صلى الله عليه وسلم: لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ
مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ
بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ . [التوبة:128]
Ini merupakan kehalusan beliau dan gaya penulisan yang bagus yang
menunjukkan kelembutan beliau kepada orang yang menimba ilmu. Beliau
mendoakan curahan rahmat bagi orang yang menimba ilmu, baik dia adalah
sebagai pembaca maupun pendengar pelajarannya. Ini merupakan metode yang
sangat penting dan cara yang sudah semestinya diperhatikan. Yaitu
semestinya seorang pengajar dan dai yang menyeru kepada agama Allah azza wa
jalla menjadi seorang yang lembut dan penyayang. Begitu pula seharusnya
orang yang didakwahi merasa bahwa dai tersebut menginginkan kebaikan dan
hidayah baginya. Hendaknya dia merasa bahwa sang dai menginginkan agar dia
terkeluarkan dari berbagai kegelapan menuju cahaya. Sesungguhnya metode
semacam ini merupakan salah satu penyebab diterimanya dakwah dan
diterimanya ilmu yang disampaikan. Oleh sebab itulah Allah jalla wa ala
berfirman mengenai rasul-Nya (yang artinya), Seandainya kamu adalah orang
yang berhati kasar niscaya mereka akan lari dari sisimu. (Qs. Ali Imran:
159). Dan semestinya seorang dai yang menyeru kepada agama Allah azza wa
jalla menjadi seorang yang lembut lagi penyayang. Sebagaimana yang
difirmankan Allah jalla wa ala tentang diri Nabi-Nya shallallahu alaihi wa
sallam (yang artinya), Sungguh telah datang kepada kalian seorang rasul
dari kalangan kalian, terasa berat apa saja yang menyusahkan kalian, dan
sangat bersemangat memberikan kebaikan untuk kalian dan kepada orang-orang
yang beriman sangat lembut dan penyayang. (Qs. at-Taubah: 128). (Syarh
al-Ushul ast-Tsalatsah, hal. 4 software Maktabah asy-Syamilah)
Perintah untuk menebar kasih sayang
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahuanhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman
(Allah). Maka sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas langit pun akan
menyayangi kalian. (HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh al-Albani)
Dalam riwayat Tirmidzi dengan teks,
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِى الأَرْضِ
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاء
Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman
(Allah). Maka sayangilah yang di atas muka bumi niscaya Yang di atas langit
pun akan menyayangi kalian. (HR. Tirmidzi, dinyatakan hasan sahih oleh
Tirmidzi dan disahihkan al-Albani)
Di dalam riwayat Ahmad dengan lafazh,
الراحمون يرحمهم الرحمن ارحموا أهل الأرض يرحمكم أهل السماء
Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman
(Allah). Maka sayangilah penduduk bumi niscaya penduduk langit pun akan
menyayangi kalian. (HR. Ahmad, dinyatakan sahih lighairihi oleh Syaikh
Syuaib al-Arnauth)
al-Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan,
والمراد بأهل السماء الملائكة ومعنى رحمتهم لأهل الأرض دعاؤهم لهم بالرحمة
والمغفرة
Yang dimaksud dengan penduduk langit adalah para malaikat. Makna kasih
sayang mereka kepada penduduk bumi adalah berupa doa yang mereka panjatkan
demi kebaikan mereka -penduduk bumi- berupa curahan rahmat dan ampunan
(Tuhfat al-Ahwadzi [6/43] software Maktabah asy-Syamilah)
Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad hafizhahullah menerangkan,
وهذا لأن الجزاء من جنس العمل، فكما أنهم يَرحمون يُرحمون، فحينما حصلت منهم
رحمة للخلق الذين يستحقون الرحمة فجزاؤهم أن يرحمهم الله تعالى.
Hal ini dikarenakan balasan atas suatu amal sejenis dengan amal yang
dilakukan. Sebagaimana mereka menyayangi maka mereka pun disayangi. Ketika
muncul kasih sayang dari mereka kepada orang-orang yang memang berhak untuk
disayangi maka balasan untuk mereka adalah Allah taala pun menyayangi
mereka (Syarh Sunan Abu Dawud [28/249] software Maktabah asy-Syamilah)
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh hafizhahullah menjelaskan:
قال العلماء سبب ذلك أن مبنى هذا العلم الرحمة، ونتيجته الرحمة في الدنيا،
وغايته الرحمة في الآخرة، لهذا الشيخ رحمه الله نبه على ذلك تنبيها لطيفا
دقيقا حيث قال (اعلمْ -رحمكَ اللهُ-)؛ دعاء للمتعلم بالرحمة, ذلك لأن مبنى
التعلم بين المعلم والمتعلم هو التراحم كلٌّ بما يناسبه.
Para ulama mengatakan -ketika menjelaskan kandungan hadits tersebut, pent-
bahwa sebabnya adalah dikarenakan ilmu ini dibangun di atas landasan rahmat
(kasih sayang). Buahnya adalah rahmat di dunia dan tujuan akhirnya adalah
untuk mendapatkan rahmat di akherat. Oleh sebab itulah Syaikh -Muhammad bin
Abdul Wahhab- rahimahullah memberikan perhatian atasnya dengan cara yang
halus dan lembut yaitu ketika beliau mengutarakan -di dalam risalah ini-
dengan ucapannya, Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu. Ini merupakan doa
agar orang yang menimba ilmu memperoleh curahan rahmat. Hal itu dikarenakan
kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan antara pengajar dengan pelajar
dibangun di atas landasan sikap saling menyayangi, satu sama lain
-disayangi- sesuai dengan kedudukannya. (Syarh Tsalatsat al-Ushul, hal. 4)
Catatan: Hadits di atas merupakan salah satu dalil yang sangat jelas
menunjukkan bahwa Allah berada di atas langit, bukan di mana-mana
sebagaimana yang diyakini oleh sebagian orang. Sebab Nabi shallallahu
alaihi wa sallam mengatakan, niscaya Yang di atas langit pun akan
menyayangi kalian. Bahkan, Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan, Kami
mengimani bahwa Allah berada di atas Arsy-Nya, sebagaimana telah
diberitakan di dalam Kitab-Nya yang mulia. Kami tidak mengatakan bahwa Dia
berada di setiap tempat. Akan tetapi Dia berada di atas langit, sedangkan
ilmu-Nya di setiap tempat. Tidak ada satu tempat pun yang lutput dari
ilmu-Nya. Sebagaimana firman Allah (yang artinya), Apakah kalian merasa
aman dari hukuman Tuhan yang berada di atas langit? (Qs. al-Mulk: 16)
(ad-Dalail al-Wafiyah fi Tahqiq Aqidati an-Nawawi a Salafiyah am
Khalafiyah, transkrip ceramah Syaikh Masyhur Hasan Salman, hal. 42-43).
al-Munawi rahimahullah menyebutkan:
ذكر بعض العارفين من مشائخنا أن حجة الإسلام الغزالي رؤي في النوم فسئل ما فعل
الله به فقال : أوقفني بين يديه وقال : بماذا جئت فذكرت أنواعا من العبادات
فقال : ما قبلت منها شيئا ولكن غفرت لك هل تدري بماذا ؟ جلست تكتب يوما فسقطت
ذبابة على القلم فتركتها تشرب من الحبر رحمة لها فكما رحمتها رحمتك اذهب فقد
غفرت لك
Sebagian orang arif di kalangan para guru kami pernah menceritakan
bahwasanya ada orang yang bermimpi bertemu dengan Hujjatul Islam al-Ghazali
-rahimahullah- dalam tidurnya. Ketika itu beliau ditanya, apa yang Allah
lakukan kepadanya. Maka beliau menjawab, Allah memberdirikanku di
hadapan-Nya, dan bertanya: Dengan membawa apa kamu datang? Maka aku pun
menyebutkan berbagai jenis ibadah -yang pernah kukerjakan-, lalu Allah
mengatakan, Tidak ada yang Aku terima dari itu semua sedikitpun, akan
tetapi Aku telah mengampunimu. Tahukah kamu apa sebabnya? Suatu hari kamu
sedang duduk menulis tiba-tiba ada seekor lalat yang jatuh menimpa pena
-bersama tintanya- kemudian kamu biarkan ia minum dari tinta itu karena
kasihan/sayang kepadanya. Maka sebagaimana kamu telah mengasihinya maka
sekarang kini Akupun mengasihimu. Pergilah, aku telah mengampunimu.. (Faidh
al-Qadir [3/11] software Maktabah asy-Syamilah)
Ancaman bagi orang yang tidak punya rasa kasih sayang
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, beliau meriwayatkan:
أَنَّ الأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ أَبْصَرَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم-
يُقَبِّلُ الْحَسَنَ فَقَالَ إِنَّ لِى عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ
وَاحِدًا مِنْهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّهُ
مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ ».
al-Aqra bin Habis suatu ketika melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam
sedang mencium al-Hasan -cucu beliau-, maka dia berkata: Saya memiliki
sepuluh orang anak namun saya belum pernah melakukan hal ini kepada seorang
pun di antara mereka. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun
bersabda, Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak
akan disayangi.. (HR. Bukhari dan Muslim, ini lafazh Muslim)
Dalam riwayat Abu Dawud dengan teks,
أَنَّ الأَقْرَعَ بْنَ حَابِسٍ أَبْصَرَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم-
وَهُوَ يُقَبِّلُ حُسَيْنًا فَقَالَ إِنَّ لِى عَشْرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا
فَعَلْتُ هَذَا بِوَاحِدٍ مِنْهُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- « مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ »
al-Aqra bin Habis suatu ketika melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam
sedang mencium Husain -cucu beliau-, maka dia berkata: Saya memiliki
sepuluh orang anak namun saya belum pernah melakukan hal ini kepada seorang
pun di antara mereka. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pun
bersabda, Barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan
disayangi.. (HR. Abu Dawud, dinyatakan sahih oleh al-Albani)
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam bersabda,
إنَّمَا يَرْحَمُ اللَّهُ مِنْ عِبَادِهِ الرُّحَمَاءَ
Sesungguhnya Allah hanya akan menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.
(HR. Bukhari)
Ibnu Batthal rahimahullah mengatakan,
فى هذه الأحاديث الحض على استعمال الرحمة للخلق كلهم كافرهم ومؤمنهم ولجميع
البهائم والرفق بها . وأن ذلك مما يغفر الله به الذنوب ويكفر به الخطايا ،
فينبغى لكل مؤمن عاقل أن يرغب فى الأخذ بحظه من الرحمة ، ويستعملها فى أبناء
جنسه وفى كل حيوانوكذلك ينبغى أن يرحم كل بهيمة وإن كانت فى غير ملكه ، ألا
ترى أن الذى سقى الكلب الذى وجده بالفلاة لم يكن له ملكًا فغفر الله له بتكلفة
النزول في البئر وإخراجه الماء فى خفه وسقيه إياه
Di dalam hadits-hadits ini terkandung dorongan untuk bersikap kasih sayang
kepada segenap makhluk, yang kafir maupun yang beriman dan juga kepada
segenap hewan piaraan dan bersikap lembut kepadanya. Dan sesungguhnya hal
itu merupakan salah satu penyebab Allah akan mengampuni dosa dan menutupi
kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu sudah semestinya setiap mukmin yang
berakal bersemangat dalam mengambil bagian dalam upaya mewujudkan rasa
kasih sayang dalam dirinya dan menerapkannya kepada sesama jenisnya
-manusia- dan juga kepada segala jenis hewan -kecuali yang membahayakan,
pent- Demikian pula semestinya dia menyayangi setiap hewan piaraan meskipun
bukan miliknya sendiri. Tidakkah kamu melihat bahwa orang yang memberikan
minum kepada anjing tak berpemilik yang ditemukannya di tengah padang
tandus sehingga Allah pun berkenan untuk mengampuninya disebabkan usahanya
dengan bersusah payah turun ke sumur dan mengambil airnya dengan
terompahnya dan kemudian memberikan air itu untuk minum si anjing (Syarh
Shahih al-Bukhari li Ibni Batthal, [9/219-220] software Maktabah
asy-Syamilah)
al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menukil keterangan Ibnu Abi Jamrah,
ويحتمل أن يكون المراد من لا يكون فيه رحمة الإيمان في الدنيا لا يرحم في
الآخرة أو من لا يرحم نفسه بامتثال أوامر الله واجتناب نواهيه
Bisa juga ditafsirkan maknanya adalah bahwa barang siapa yang pada dirinya
ketika di dunia tidak terdapat rahmat keimanan maka dia tidak akan mendapat
rahmat di akherat. Atau barang siapa yang tidak mengasihi dirinya sendiri
dengan cara melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya -maka
Allah juga tidak akan mengasihinya kelak di akherat, pent- (Fath al-Bari bi
Syarh Shahih al-Bukhari [10/440] software Maktabah asy-Syamilah)
Ringkasan
Nah, dengan mencermati penjelasan para ulama di atas jelaslah bagi kita
bahwa di dalam doa rahmat yang dipanjatkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab di awal mukadimah risalahnya ini terkandung banyak pelajaran
berharga, di antaranya:
Penyebaran ilmu ini dilandaskan oleh rasa kasih sayang kepada umat manusia.
Semestinya seorang pengajar bersikap lemah lembut kepada orang yang
diajarinya.
Kelembutan merupakan unsur penting dalam dakwah dan salah satu sebab
diterimanya dakwah.
Hal ini juga menunjukkan hendaknya seorang dai menempuh cara termudah agar
orang yang didakwahi menerima dan memahami apa yang didakwahkannya. Salah
satu caranya adalah dengan medoakan kebaikan atau hidayah baginya,
sebagaimana kisah Abu Hurairah radhiyallahuanhu yang meminta kepada Nabi
untuk mendoakan ibunya yang tidak mau masuk Islam. Kemudian berkat doa
beliau akhirnya ibunya masuk Islam.
Barang siapa yang mengasihi sesama maka Allah pun akan mengasihinya.
Kasih sayang yang sejati adalah yang membimbing manusia menuju keselamatan
dan kebahagiaan abadi di akherat nanti.
Islam memuji orang-orang yang mempunyai rasa kasih sayang dan mencela orang
yang tidak memilikinya.
Orang yang paling jelek adalah yang tidak menyayangi dirinya sendiri yaitu
dengan tidak beriman, tidak mau tunduk kepada perintah Allah dan tidak mau
menjauhi larangan-larangan-Nya.
Hendaknya bersikap kasih sayang kepada sesama manusia bahkan kepada hewan
sekalipun.
Balasan yang diberikan sejenis dengan bentuk amal yang dilakukan. Barang
siapa yang menyayangi maka akan disayangi. Barang siapa yang mengingat
Allah maka Allah akan mengingatnya. Barang siapa menjaga -aturan- Allah
maka Allah pun akan menjaganya. Barang siapa yang membela -agama- Allah
maka Allah pun akan menolongnya. Demikian seterusnya
Demikianlah pembahasan ringkas yang bisa kami sajikan dalam kesempatan ini.
Semoga Allah taala berkenan untuk menerima amal ini dan menjadikannya
bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalian. Masih banyak pelajaran berharga
yang tersimpan dalam risalah mungil ini, kita berharap kepada Allah agar
memberikan kesempatan kepada kita untuk mengkajinya dan kemudian
mengamalkan ilmu yang kita pahami darinya.
Allahumma inna nasaluka ilman naafian wa nauudzubika min ilmin yaa yanfa
(Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan kami berlindung
kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat). Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha mengabulkan doa. Wa shallallahu ala Nabiyyina
Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil
alamin.
Yogyakarta, Rabu 11 Syawwal 1430 H
Hamba yang fakir kepada Rabbnya
***
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id
--
0 tanggapan:
Posting Komentar
dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih