Jumat, 06 November 2009

Nasehat Ulama: Di balik Musibah Gempa Bumi

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah, keluarga,
para sahabat dan orang-orang yang mengikuti petunjuk beliau. Amma badu:

[Gempa Bumi, Di Antara Tanda Kekuasaan Allah][1]

Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang
dilaksanakan dan ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana dan Maha
Mengetahui terhadap semua syariat dan semua yang diperintahkan. Allah
menciptakan berbagai tanda-tanda kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki.
Dia pun menetapkannya untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Dengan tanda-tanda
tersebut, Allah mengingatkan kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak
Allah azza wa Jalla. Hal ini untuk mengingatkan para hamba dari perbuatan
syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang.

Allah Taala berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا

Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.
(Qs. Al-Israa: 59)

Allah Taala juga berfirman,

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ
لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ شَهِيدٌ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka
bahwa Al-Quran itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. (Qs. Fushilat: 53)

Allag Taala pun berfirman,

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ
فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا
وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ

Katakanlah (Wahai Muhammad): Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan
adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia
mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan
merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain. (Qs.
Al-Anam: 65)

Imam Bukhari meriwayatkan di dalam kitab shahihnya, dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu anhuma, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tatkala turun
firman Allah Taala dalam surat Al Anam [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ
يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ], beliau shallallahu alaihi wa
sallam berdoa: Aku berlindung dengan wajah-Mu. Lalu Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam melanjutkan (membaca) [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ],
beliau shallallahu alaihi wa sallam berdoa lagi, Aku berlindung dengan
wajah-Mu. [2]

Diriwayatkan oleh Abu Syaikh Al Ash-bahani, dari Mujahid tentang tafsir
surat Al Anam ayat 65 [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ
عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ], beliau mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah
halilintar, hujan batu dan angin topan.  Sedangkan firman Allah [أَوْ مِنْ
تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ], yang dimaksudkan adalah gempa dan tanah longsor.

Jelaslah, bahwa musibah-musibah yang terjadi pada masa-masa ini di berbagai
tempat termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah guna menakut-nakuti para
hamba-Nya.

[Musibah Datang Dikarenakan Kesyirikan dan Maksiat yang Diperbuat]

(Perlu diketahui), semua musibah yang terjadi di alam ini, berupa gempa dan
musibah lainnya yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan
berbagai macam penderitaan, itu semua disebabkan oleh perbuatan syirik dan
maksiat yang diperbuat. Perhatikanlah firman Allah Taala,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو
عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan
tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu) (Qs. Asy-Syuura: 30)

Allah Taala juga berfirman,

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ
فَمِنْ نَفْسِكَ

Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja
yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri. (Qs. An-Nisaa:
79)

Allah Taala menceritakan tentang umat-umat terdahulu,

فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا
وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ خَسَفْنَا بِهِ
الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ
وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di
antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu krikil, dan di
antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur (halilintar),
dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara
mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka
sendiri. (Qs. Al-Ankabut: 40)

[Kembali pada Allah Sebab Terlepas dari Musibah]

Oleh karena itu, wajib bagi setiap kaum muslimin yang telah dibebani
syariat dan kaum muslimin lainnya, agar bertaubat kepada Allah Azza wa
Jalla, konsisten di atas agama, serta menjauhi larangan Allah yaitu
kesyirikan dan maksiat. Sehingga dengan demikian, mereka akan selamat dari
seluruh bahaya di dunia maupun di akhirat. Allah pun akan menghindarkan
dari mereka berbagai adzab, dan menganugrahkan kepada mereka berbagai
kebaikan. Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Taala.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ
بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. (Qs. Al-Araaf: 96)

Allah Taala pun mengatakan tentang Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani),

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ
إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ
أَرْجُلِهِمْ

Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan
(Al-Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan
mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. (Qs.
Al-Maidah: 66)

Allah Taala berfirman,

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ
نَائِمُونَ, أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى
وَهُمْ يَلْعَبُونَ, أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ
اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan
Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah
penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka di waktu matahari sepenggahan naik ketika mereka sedang bermain?
Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)?
Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi.
(Qs. Al-Araaf: 97-99)

[Perkataan Para Salaf Ketika Terjadi Gempa]

Al Allaamah Ibnul Qayyim –rahimahullah- mengatakan, Pada sebagian waktu,
Allah Subhanahu wa Taala memberikan izin kepada bumi untuk bernafas, lalu
terjadilah gempa yang dahsyat. Akhirnya, muncullah rasa takut yang mencekam
pada hamba-hamba Allah. Ini semua sebagai peringatan agar mereka bersegera
bertaubat, berhenti dari berbuat maksiat, tunduk kepada Allah dan menyesal
atas dosa-dosa yang selama ini diperbuat. Sebagian salaf  mengatakan ketika
terjadi goncangan yang dahsyat, Sesungguhnya Allah mencela kalian. Umar bin
Khatthab -radhiyallahu anhu-, pasca gemba di Madinah langsung menyampaikan
khutbah dan wejangan. Umar -radhiyallahu anhu- mengatakan, Jika terjadi
gempa lagi, janganlah kalian tinggal di kota ini. Demikian yang dikatakan
oleh Ibnul Qayyim -rahimahullah-. Para salaf memiliki perkataan yang banyak
mengenai kejadian semacam ini.

[Bersegera Bertaubat dan Memohon Ampun pada Allah]

Saat terjadi gempa atau bencana lain seperti gerhana, angin ribut dan
banjir, hendaklah setiap orang bersegera bertaubat kepada Allah subhanahu
wa taala, merendahkan diri kepada-Nya dan memohon keselamatan dari-Nya,
memperbanyak dzikir dan istighfar (memohon ampunan pada Allah). Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam ketika terjadi gerhana bersabda, Jika kalian
melihat gerhana, maka bersegeralah berdzikir kepada Allah, memperbanyak doa
dan bacaan istighfar.[3]

[Dianjurkan Memperbanyak Sedekah dan Menolong Fakir Miskin]

Begitu pula ketika terjadi musibah semacam itu, dianjurkan untuk menyayangi
fakir miskin dan memberi sedekah kepada mereka. Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

ارْحَمُوا تُرْحَمُوا

Sayangilah (saudara kalian), maka kalian akan disayangi.[4]

Juga sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِى الأَرْضِ
يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ

Orang yang menebar kasih sayang akan disayang oleh Allah Yang Maha
Penyayang. Sayangilah yang di muka bumi, kalian pasti akan disayangi oleh
Allah yang berada di atas langit.[5]

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ

Orang yang tidak memiliki kasih sayang, pasti tidak akan disayang.[6]

Diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz –rahimahullah- bahwasanya saat
terjadi gempa, beliau menulis surat kepada pemerintahan daerah bawahannya
agar memperbanyak shadaqah.

[Yang Mesti Diperintahkan Pemimpin Kaum Muslimin kepada Rakyatnya]

Di antara sebab terselamatkan dari berbagai kejelekan adalah hendakanya
pemimpin kaum muslimin bersegera memerintahkan pada rakyat bawahannya agar
berpegang teguh pada kebenaran, kembali berhukum dengan syariat Allah, juga
hendaklah mereka menjalankan amar maruf nahi mungkar. Allah Azza wa Jalla
berfirman,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ
وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ
سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka
(adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan)
yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat
oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijakasana. (Qs.
At-Taubah: 71)

Allah Taala berfirman,

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ,
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا
الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ
عَاقِبَةُ الأمُورِ

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu)
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya
mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang maruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar ; dan kepada Allah-lah kembali segala
urusan. (Qs. Al-Hajj : 40-41)

Allah Taala berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا
يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan ke luar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (Qs. Ath-Thalaaq: 2-3)

Ayat-ayat semacam ini amatlah banyak.

[Anjuran untuk Menolong Kaum Muslimin yang Tertimpa Musibah]

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ

Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah akan selalu menolongnya.[7]

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ
عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ
الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

Barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari
kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah akan melepaskannya dari satu
kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan
kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan dia di
dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah
akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong
seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.[8] Hadits ini
diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya.

Hadits-hadits yang mendorong untuk menolong sesama amatlah banyak.

Hanya kepada Allah kita memohon agar memperbaiki kondisi kaum Musimin,
memberikan pemahaman agama, menganugrahkan keistiqomahan dalam agama, dan
segera bertaubat kepada Allah dari setiap dosa. Semoga Allah memperbaiki
kondisi para penguasa kaum Muslimin. Semoga Allah menolong dalam
memperjuangkan kebenaran dan menghinakan kebathilan melalui para penguasa
tersebut. Semoga Allah membimbing para penguasa tadi untuk menerapkan
syariat Allah bagi para hamba-Nya. Semoga Allah melindungi mereka dan
seluruh kaum Muslimin dari berbagai cobaan dan jebakan setan. Sesungguhnya
Allah Maha Berkuasa untuk hal itu.

Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat, dan
orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari pembalasan.

Mufti Aam Kerajaan Saudi Arabia

Ketua Hai-ah Kibaril Ulama, Penelitian Ilmiah dan Fatwa

Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz[9]

Sumber: Majmu Fatawa Ibnu Baz, 9/148-152, Majmu Fatawa wa Maqolaat
Mutanawwiah Li Samahah As Syaikh Ibnu Baz, Mawqi Al Ifta (http://alifta.net)

Panggang, 14 Syawwal 1430 H

***

Penerjemah: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id

Footnote:

[1] Yang mengalami tanda kurung semacam ini […] di awal paragraf adalah
tambahan judul dari penerjemah untuk memudahkan pembaca dalam memahami
tulisan.

[2] Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Tafsir Al Quran no. 4262 dan At
Tirmidzi dalam Tafsir Al Quran no. 2991

[3] Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Jumuah no. 999 dan Muslim dalam
Al Kusuf no. 1518

[4] Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnad-nya no. 6255.

[5] Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dalam Al Birr wash Shilah no. 1847.

[6] Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 5538 dan At
Tirmidzi dalam Al Birr wash Shilah no. 1834.

[7] Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Mazholim dan Al Ghodhob no. 2262
dan Muslim no. 4677 dengan lafazh yang disepakati oleh keduanya.

[8] Diriwayatkan oleh Muslim dalam Adz Dzikr, Ad Duaa dan At Taubah no.
4867 dan At Tirmidzi dalam Al Birr wash Shilah no. 1853.

[9] Syaikh Abdul Aziz bin Baz lahir pada tahun 1330 H di kota Riyadh.
Dulunya beliau memiliki penglihatan. Kemudian beliau tertimpa penyakit pada
matanya pada tahun 1346 H dan akhirnya lemahlah penglihatannya. Pada tahun
1350 H, beliau buta total. Beliau telah menghafalkan Al Quran sebelum
baligh. Beliau sangat perhatian dengan hadits dan ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan ilmu tersebut. Beliau pernah menjabat sebagai Mufti Aam Kerajaan
Saudi Arabia dan Ketua Al Lajnah Ad Da-imah Lil Buhuts Ilmiyyah wal Ifta
(Komisi Fatwa di Saudi Arabia). Beliau meninggal dunia pada hari Kamis,
27/1/1420 H pada umur 89 tahun.

0 tanggapan:

Posting Komentar

dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih