Senin, 26 April 2010

Ya Akhi... Kenapa Hati Saya Keras Membatu..????





Ana tahu kalau hati adalah sumber kebahagiaan kalau ana bisa membersihkannya akan tetapi kenapa malah sering ana nodai. Ana teringat dengan perkataan Abu Hurairah Radhiallaahu anhu,
"Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika raja itu bagus, maka akan bagus pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya."


Lalu kenapa hati ana selalu saja ternodai akhi, tolong nasihati ana !!

Ketika hati ini keras, ana malas melakukan ketaatan dan amal kebaikan, bahkan mungkin ana meremehkan nya, melakukan shalat asal-asalan tanpa ada kekhusyukan dan kesungguhan, merasa berat dan enggan, merasa berat pula menjalankan ibadah-ibadah sunnah.



Padahal Allah telah menyifati kaum munafiqin. Firman-Nya,
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ (54) 
artinya,
"Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (At-Taubah : 54)

Astagfirullah...Allahu musta'an

Ketika hati ini keras membatu, maka hati ini tidak tersentuh oleh ayat Al-Qur'an dan petuah.

Kenapa ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, saya tidak terpengaruh sama sekali, tidak mau khusyu' atau tunduk, dan juga lalai dari membaca al-Qur'an serta mendengarkannya, bahkan enggan dan berpaling darinya. Kenapa saya lalai akan peringatan Allah Subhannahu wa Ta'ala
فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ (45)
"Maka beri peringatanlah dengan al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku." (Qaaf : 45)

Apakah aku termasuk orang yang takut terhadap ancamanNya ??..

Kenapa hati saya tidak tersentuh dengan ayat kauniyah, kenapa hati saya tidak tergerak dengan adanya peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan pelajaran, seperti kematian, sakit, bencana , padahal sudah tak terhidtung banyaknya pelajaran. Kenapa saya memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak ada apa-apanya, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasihat.
أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ (126)
"Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?" (At-Taubah :126)

Kenapa lagi kalau bukan hati saya sedang keras !!

Kenapa saya terlalu berlebihan dalam mencintai dunia dan selalu melupakan akhirat. Kenapa yang saya pikirkan dunia dan dunia semata. Kenapa segala sesuatu saya selalu menimbang dari sisi dunia dan materi. Kenapa rasa cinta saya, benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia saja. Pada akhirnya saya jadi dengki, egois dan individualis, bakhil dan tamak terhadap dunia.

Astagfirullah...........

Kenapa hati saya kurang mengagungkan Allah. Kenapa hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman melemah, kenapa hati saya tidak marah ketika larangan Allah diterjang, serta tidak mengingkari kemungkaran. Tidak mengenal yang ma'ruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa.
Kenapa hati saya gersang....Astagfirullah.....

Ooh saya tahu sebabnya...

Ternyata kalau hati sudah keterlaluan mencintai dunia melebihi akhirat, maka hati tergantung terhadapnya, sehingga lambat laun keimanan menjadi lemah dan akhirnya merasa berat untuk menjalankan ibadah. Kesenangannya hanya kepada urusan dunia belaka, akhirat terabaikan dan bahkan ter-lupakan. Mungkin Hati saya lalai mengingat maut, maka jadilah saya orang yang panjang angan-angan.

Seorang salaf berkata, "Tidak ada seorang hamba, kecuali dia mempunyai dua mata di wajahnya untuk memandang seluruh urusan dunia, dan mempunyai dua mata di hati untuk melihat seluruh perkara akhirat. Jika Allah menghendaki kebaikan seorang hamba, maka Dia membuka kedua mata hatinya dan jika Dia menghendaki selain itu (keburukan), maka dia biarkan si hamba sedemikian rupa (tidak mampu melihat dengan mata hati), lalu dia membaca ayat, أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا (24) "Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci." (Muhammad : 24) Ooh ternyata...

Ooh saya tahu...

Ternyata hati saya sedang lalai padahal lalai merupakan penyakit yang berbahaya apabila telah menjalar di dalam hati dan bersarang di dalam jiwa. Karena akan berakibat anggota badan saling mendukung untuk menutup pintu hidayah, sehingga hati akhirnya menjadi terkunci. Allah berfirman,
أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (108)
 "Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itu lah orang-orang yang lalai" (QS.16:108)

Allah Subhannahu wa Ta'ala memberitahukan, bahwa orang yang lalai adalah mereka yang memiliki hati keras membatu, tidak mau lembut dan lunak, tidak mempan dengan berbagai nasehat. Dia bagai batu atau bahkan lebih keras lagi, karena mereka punya mata, namun tak mampu melihat kebenaran dan hakikat setiap perkara. Tidak mampu membedakan antara yang bermanfaat dan membahayakan. Mereka juga memiliki telinga, namun hanya digunakan untuk mendengarkan berbagai bentuk kebatilan, kedustaan dan kesia-siaan. Tidak pernah digunakan untuk mendengarkan al-haq dari Kitabullah dan Sunnah Rasul Shalallaahu alaihi wasalam (Periksa QS. Al A'raf 179)
Semoga saya tidak termasuk dalam ayat itu, na'udzubillah

ngaruhi kerasnya hati seseorang. Orang yang hidupnya di tengah gelombang kemaksiatan dan kemungkaran, bergaul dengan manusia yang banyak berku-bang dalam dosa, banyak bergurau dan tertawa tanpa batas, banyak mendengar musik dan menghabiskan hari-harinya untuk film, maka sangat memungkinkan akan terpengaruh oleh kondisi tersebut. Semoga saya bisa menjauhi teman yang buruk itu..doakan saya ya akhi.

Ooh saya tahu...

Mungkin karena saya terbiasa dengan kemaksiatan dan kemungkaran sehingga hati saya keras membatu. Bukannya dosa merupakan penghalang seseorang untuk sampai kepada Allah. Ia merupakan pembegal perjalanan menuju kepada-Nya serta membalikkan arah perjalanan yang lurus.

Ya..ya mungkin karena itu karena kemaksiatan meskipun kecil, terkadang memicu terjadinya bentuk kemaksiatan lain yang lebih besar dari yang pertama, sehingga semakin hari semakin bertumpuk tanpa terasa. Dianggapnya hal itu biasa-biasa saja, padahal satu persatu kemaksiatan tersebut masuk ke dalam hati, sehingga menjadi sebuah ketergantungan yang amat berat untuk dilepaskan. Semoga saya bisa terlepas dengan kebiasaan itu Akhi..do'akan saya yah.

Ooh saya tahu...

Mungkin karena saya banyak melupakan kematian, Sakarat, Kubur dan Kedahsyatannya. Karena saya selalu melupakan akhirat, adzabnya, nikmatnya, timbangan amalnya, mahsyarnya, shirathnya, Surganya dan Nerakanya. Astagfirullah..
Ya..ya.. saya ingat Imam Ibnul Qayyim pernah bilang kalau perusak hati ada lima perkara, yaitu banyak bergaul dengan sembarang orang, panjang angan-angan, bergantung kepada selain Allah, berlebihan makan dan berlebihan tidur.

Ya Allah lindungi saya dari perusak itu..Amien...

_Curahan Hati_


risalah kiriman dari Al-Akh Abu Faiz silahkan kunjungi alamat lengkap artikelnya disini

1 tanggapan:

Anonim mengatakan...

bestnya!!! saya sukakannnya

Posting Komentar

dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih