Sabtu, 15 Mei 2010

Surat Untuk Sang Pemberi Hadiah




Surat Untuk Sang Pemberi Hadiah

Assalamu 'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu 'ala rasulillah, Amma ba'd

Akhi Fillah semoga Allah Merahmatimu...

Alhamdulillahirabbil 'alamin sungguh hati ini berbahagia tatkala mendapat kiriman hadiah darimu. Apapun hadiah itu, berapapun nilainya, aku terima dengan tangan terbuka.
Sungguh agung dan indah ajaran Islam yang menganjurkan agar saling mendekatkan hati, saling bersaudara dan mencintai di antara sesama kaum muslimin. Islam mensyari'atkan sarana yang dapat menyebabkan keakraban, mendamaikan dan menghilangkan kabut hati.
Subhanallah, alangkah besar pengaruh hadiah itu untukku, hadiah darimu dapat melakukan apa yang tidak dapat dilakukan ucapan dan permintaan ma'af. Ia mampu menghilangkan kabut hati,Ia dapat mendatangkan kecintaan dan persahabatan, hadiah darimu memberi kesan perdamaian, rasa cinta dan penghargaan darimu. Benarlah apa yang disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa pengaruh hadiah dapat meraih kecintaan dan kasih sayang di antara sesama manusia,

تَهَادُوْا تَحَابُّوْا

"Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai." (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 594, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil no. 1601)

"Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian." (HR. Imam Malik).

Aku tidak mungkin menolak pemberian hadiah darimu karena Rasulullah pun melarang hal itu,

"Penuhilah undangan orang yang mengundang, janganlah menolak hadiah..." (HR.Ahmad dan al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrid)

Ibn Hibbân menjelaskan, "Dalam hadits ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengecam tindakan menolak hadiah di kalangan sesama muslim. Bila seseorang diberi sebuah hadiah, wajib baginya untuk menerimanya dan tidak menolaknya. Saya menganjurkan orang-orang untuk saling mengirim hadiah kepada sesama saudara. Sebab hadiah dapat melahirkan kecintaan dan menghilangkan rasa dendam."

Seakan-akan penjelasan itu ditujukan untukku.

أِجِيْبُوْا الدَّاعِيَ وَلاَ تَرُدُّوْاالْهَدِيَّةَ وَلاَ تَضْرِبُوْا اْلمُسْلِمِيْنَ

"Penuhilah panggilan orang yang mengundangmu, janganlah engkau menolak hadiah dan jangan pula memukul orang Islam". Rasulullah bersabda:

مـَنْ أَتَاهُ اللهُ شَيْئًا مِنْ هذَا الْمَالِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَسْأَلَهُ فَلْيَقْـبََْلْ فَإِنَّمَا هُـوَ رِزْقٌ سَاَقـَهُ اللهُ إِلَيْهِ

"Barangsiapa yang diberikan oleh Allah harta tanpa mengemisnya dari orang lain maka hendaklah dia menerimanya sebab hal itu adalah rizki yang diberikan oleh Allah kepadanya".




Akhi Fillah Semoga Allah menjagamu..

Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menganjurkan ummatnya agar saling memberi hadiah walaupun sedikit tidak ditinjau dari sisi nilai materinya tetapi lebih kepada nilai maknawinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melalui hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa beliau bersabda,
"Wahai para wanita kaum muslimin, janganlah ada seorang tetangga meremehkan pemberian tetangganya yang lain sekali ia (pemberian tersebut) berupa ujung kuku (teracak) unta." (HR.al-Bukhari).

"Andaikata aku diundang untuk menyantap makanan (yang berupa) bagian hasta atau bagian di bawah tumit, niscaya aku penuhi undangan itu, dan andaikata aku dihadiahi hal yang sama juga niscaya aku menerimanya." (HR. al-Bukhari)

Tapi jujur bagiku, pemberian hadiah darimu sungguh jauh lebih berharga dari ujung kuku unta ataupun makanan bagian hasta itu.

Akhi Fillah Semoga Allah memberkahimu..

Sekali lagi aku ucapkan terimaksih dengan hadiah ini sebagai rasa syukurku kepada-Nya.

"Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia".

Sungguh aku tidak mengetahu dengan apa aku harus membalas hadiah darimu tapi ijinkanlah aku untuk menukil sebuah hadits Rasulullah :

مَنْ صَنَعَ إِلَيْهِ مَعْرُوْفًا فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَـزَاكَ اللهُ خَيْرًا فَقَـدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ

"Barangsiapa yang berbuat kebaikan kepada seseorang, kemudian dia berkata kepada orang yang berbuat tersebut: جَـزَاكَ اللهُ خَيْرًا (semoga Allah membalasmu dengan yang lebih baik) maka sungguh dia telah cukup memadai dalam memuji".

Maka aku hanya berdo'a untukmu, untuk keluargamu semoga Allah membalas semua kebaikanmu,hanya Dia-lah sebaik-baik pemberi balasan.

Wabillahi Taufiq Walhidayah
Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Riyadh, 04 Shafar 1431 H

Akhukum Fillah

Abu Faiz



0 tanggapan:

Posting Komentar

dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih