Senin, 02 November 2009

Dalil dari syarat-syarat “LA ILAHA ILLALLAH” (4)

lanjutan dari kutipan saya sebelumnya tentang dalil dari syarat-syarat “la Ilaha illallah”

dan sekarang sampai dalil yang ke empat yaitu “ash-shidqu”
yang ma'nanya adalah jujur, yaitu meniadakan kepalsuan batin yang menghalangi kemunafikan,
dalilnya adalah firman Allah ta'ala yang artinya:

“alif laam miim, apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja berkata: 'kami telah beriman: tanpa mereka diuji, sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, supaya Allah mengetahui siapa mereka yang jujur dan mengetahui siapa mereka yang dusta” (Al-Ankabut:1-3)

dan juga firman Allah ta'ala yang artinya:

“di antara manusia ada yang berkata: 'kami beriman kepada Allah dan hari kemudian', padahal mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri, akan tetapi mereka tidak sadar, dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya, dan bagi mereka adzab yang pedih, disebabkan mereka berdusta” (Al-Baqarah:8-10)

diriwayatkan dalam shahih (Bukhari dan Muslim) dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda:

“tidaklah seseorang bersaksi secara jujur dari hatinya bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kecuali orang tersebut diharamkan dari neraka”

setelah kita membaca dalil-dalil di atas, kitapun mengetahui bahwa jujur juga memiliki kedudukan penting dalam syarat kalimat “la Ilaha illallah” sebagai kelanjutan dari keikhlasan kita dalam syahadat, maka kitapun dituntut untuk jujur dalam mengucapkan kalimat tauhid tersebut,
karena jujur berarti tidak ada kepalsuan batin di dalam hati kita, yang kemudian akan menghalangi kita dari sifat munafik,

maka dari itu sudahkah kita betul-betul jujur dalam hal ini, yang tentunya hendaknya kita harus sering-sering muhasabah, introspeksi diri sejauh mana kita telah jujur dalam bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah subhanahu wa ta'ala,

dan kita selalu berdo'a dan memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala, semoga kita dijadikan hamba-hamban-Nya yang jujur, dijauhkan dari sifat munafik dalam hati kita, sehingga kita mudah-mudahan termasuk orang-orang yang dijauhkan dan diharamkan neraka atas kita, dan dimasukkan ke dalam surga jannatun na'im,
insya'Allah,

dalil-dalil berikutnya segera menyusul insya'Allah,

0 tanggapan:

Posting Komentar

dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih