sekarang sampai kepada dalil yang ke lima yaitu “Al-Mahabbah” yang ma'nanya adalah mencintai kalimat “la Ilaha illallah” dan cinta terhadap isi atau apa yang terkandungan di dalamnya sekaligus senang dengan kalimat ini,
dalilnya adalah firman Allah ta'ala yang artinya:
“dan diantara manusia ada yang menjadikan sekutu-sekutu selain Allah, mereka mencintainya seperti mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman amat cinta kepada Allah” (Al-Baqarah:165)
dan juga firman Allah ta'ala yang artinya:
“wahai orang-orang yang beriman, barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya (Islam) nanti Allah akan mendatangkan suatu kaum, Allah mengasihi mereka dan mereka pun mengasihi Allah, mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman dan keras terhadap orang-orang kafir, mereka berjuang di jalan Allah dan tidak takut caci maki orang yang mencaci” (Al-Maidah:54)
dalam hadits shahih dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda:
“ada tiga perkara, jika dimiliki oleh seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu:
-mencintai Allah dan Rasulnya lebih dari pada yang lainnya,
-mencintai seseorang karena Allah semata,
-dan ia benci kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah dari kekafiran sebagaimana ia benci apa bila dilemparkan ke dalam api neraka”
dari dalil-dalil di atas maka wajiblah bagi seorang yang mengaku beriman, yang telah bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, maka dia harus mencintai kalimat tauhid tersebut dengan sepenuh hati, mencintai apa yang terkandung di dalamnya, sekaligus dia senang melafadhkan kalimat tersebut,
dan mahabbah ini merupakan konsekwensi dari syarat-syarat sebelumnya, yaitu setelah mengilmui atau memahami ma'na kalimat
“la Ilaha illallah” kemudian meyakini akan kebenarannya, lalu ikhlas dalam pengucapannya yang disertai dengan kejujuran dalam hatinya tanpa adanya kepalsuan batin maka sepatutnya dia cinta dengan kalimat “la Ilaha illallah” ini, baik terhadap kandungan ma'nanya maupun cinta terhadap kalimat tersebut dengan selalu berdzikir, mengucapkan dengan lisannya,
maka dari itu sudahkah syarat yang ke lima ini, yaitu mahabbah atau cinta ini ada dalam diri kita,
maka mari kita selalu bertanya kepada diri kita, jika kita sudah merasa mempunyai mahabbah atau cinta dengan kalimat ini, maka mari kita buktikan, karena iman perlu dibuktikan bukan hanya sekedar klaim atau pengakuan
0 tanggapan:
Posting Komentar
dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih