sekarang sampai pada syarat yang ke enam yaitu “al-inqiyad” apa itu al-inqiyad, ma'nanya adalah: tunduk patuh kepada hak-hak la Ilaha illallah, yaitu menjalankan kewajiban secara ikhlas karena Allah semata dan demi mencari keridhaa-Nya,
dalil atau dasar dari al-inqiyad ini adalah firman Allah ta'ala yang artinya:
“kembalillah (bertaubatlah) kamu kepada Tuhanmu dan patuhlah kepada-Nya” (Az-Zumar:54)
dan juga firma Allah ta'ala yang artinya:
“siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang menundukkan mukanya (patuh) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan” (An-Nisa':125)
kemudian firman Allah ta'ala yang artinya:
“barang siapa menundukkan mukanya (patuh) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka ia telah berpegang teguh kepada tali yang kuat” (Luqman:22)
dalil selanjutnya yaitu firman Allah ta'ala yang artinya:
“maka demi Tuhanmu, mereka, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman sehingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tiada merasa keberatan dalam diri mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”
(An-Nisa':65)
dalam sebuah hadits, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam bersabda:
“seseorang di antara kamu tidaklah beriman (secara sempurna) sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (yaitu Islam)”
yang demikian adalah merupakan kepatuhan yang sempurna,
maka dari itu kembali kita harus selalu melihat sejauh mana iman kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala,
bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, maka kitapun harus tunduk patuh terhadap konsekwensi-konsekwensi kalimat tauhid tersebut,
beribadah hanya kepada Allah saja,
menjauhkan diri dari perbuatan syirik dan sarana-sarana yang akan menyeret seseorang kepada perbuatan syirik,
selalu tunduk terhadap hak-hak kalimat “la Ilaha illallah” yaitu melaksanakan apa yang menjadi kewajiban kita, dan kewajiban yang paling utama adalah mentauhidkan Allah di dalam seluruh aspek kehidupan kita,
dan kemudian kita harus menjauhkan diri dari hal-hal yang terlarang untuk kita lakukan, dan larangan yang paling keras dan paling utama adalah berbuat kesyirikan, beribadah kepada selain Allah subhanahu wata'ala,
maka sekali lagi marilah kita buktikan ketundukan dan kepatuhan kita terhadap konsekwensi kalimat “la Ilaha illallah” tersebut di dalam amal kita, sehingga kita betul-betul termasuk orang yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
0 tanggapan:
Posting Komentar
dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih