Sejarah Darul Arqam dan Pendirinya
Darul Arqam didirikan oleh Ashari Muhammad, lelaki berkelahiran 30 Oktober 1937. Oleh pengikutnya, Ashaari Muhammad biasa dipanggil Abuya atau Buya. Abuya A.M. adalah alumi Ma'had Hishamuddin yang bertempat di Klang, Selangor, Malaysia.
Pada tahun 1966 Abuya A.M. yang berakidah Asy'ariah dan beraliran tasawuf Al-Ghazali ini, sakit keras selama empat bulan. Dia mengaku, pada saat itu dia bertemu dengan para ulama dan mengaji kepada mereka.
Abuya A.M. yang pernah bergabung dengan Ikhwanul Muslimin dan kemudian Jama'atu-Tabligh ini, pada tahun 1967 bersuluk selama dua tahun di sebuah rumah yang disebut "Rumah Putih". Di rumah itulah dia mengaku bermimpi bertemu dengan Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi (meninggal pada tahun 1925), yang diyakini sebagai Imam Mahdi olehnya.
Pada tahun 1969, di "Rumah Putih" itu Abuya A.M. membentuk suatu jamaah yang diberi nama Darul Arqam.
Sekitar tahun 1980-an perjuangan Abuya A.M. pun mulai membesar dan mulai mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak.
Pada 6 Oktober 1986 'Muzakarah Jawatan kuasa Fatwa Majlis Kebangsaan' mengeluarkan fatwa tentang kesesatan Darul-Arqam.
Setelah Abuya A.M. dipenjara oleh Pemerintahan Malaysia selama beberapa tahun. Pada tahun 1997 dia mengembangkan kembali usaha dakwahnya dengan "wajah baru" yang diberi nama Rufaqa'. Di Indonesia, namanya berbeda, yakni Hawariyun.
Pada Tahun 2000, Hawariyun di Indonesia dan Rufaqa' Malaysia bergabung menjadi Zumala Group Internasional. Dua tahun kemudian berubah nama lagi menjadi Rufaqa' Internasional/Rufaqa Corporation Sdn. Bhd.
Sampai saat penulis menuliskan makalah ini, Abuya A.M. masih terbaring sakit keras dan sangat sering dikunjungi oleh pengikut-pengikutnya. (Diringkas dan dikumpulkan dari berbagai sumber: (www.kawansejati.ee.itb.ac.id), (http://www.gatra.com/2004-05-21/versi_cetak.php?id=37396), 'Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim', dll.)
Kesesatan-Kesesatan Darul-Arqam
Kesesatan-kesesatan Darul-Arqam sangat banyak sekali, di antaranya adalah sebagai berikut:
Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi mengaku bahwa dia mendapatkan Aurad Muhammadiah (panduan dzikir-dzikir ala Darul-Arqam) langsung dari Nabi shallallahu 'alahi wa sallam dalam keadaan jaga dan tidak tidur. Hal yang sama dinyatakan oleh Abuya A.M., dia menyatakan bahwa dia pernah bertemu dengan Nabi shallallahu 'alahi wa sallam dan Imam Mahdi. (Lihat 'Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim' oleh Mohd. Nizamuddin & Laila Ahmad. Giliran Timur Books: Malaysia. hal. 62-63, dan Aliran dan Paham Sesat di Indonesia oleh Hartono A. J. hal. 41-42)
Abuya A.M. menyatakan bahwa dirinya adalah Putera Bani Tamim yang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Imam Mahdi. (Lihat 'Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim' hal. 71-78)
Keyakinan mereka yang salah tentang Imam Mahdi sebagai berikut:
Imam Mahdi adalah seorang lelaki yang masih hidup dan digaibkan oleh Allah.
Imam Mahdi yang mereka maksudkan adalah Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi (meninggal tahun 1925).
Mereka memastikan bahwa Imam Mahdi akan muncul tidak lama lagi, yaitu setelah terbentuknya daulah islamiah di Malaysia setelah tiga atau empat tahun ke depannya.
Imam Mahdi akan menerima serah terima kekuasaan dari Putera Bani Tamim setelah enam bulan dia menampakkan dirinya di Mekkah. (Lihat 'Kesesatan RUFAQA' DI DALAM AURAD, AL-MAHDI DAN BANI TAMIM' http://www.islam.gov.my/ (JAKIM)), dan 'Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim' hal. 76-77)
Kesesatan-Kesesatan Darul Arqam yang Lainnya
Sebagaimana kaum sufi lainnya, pengikut-pengikut Abuya A.M. sangat mengkultuskan Abuya A.M.. Sampai-sampai di antara mereka ada yang meminta langsung kepadanya. Penulis pernah mendengar sendiri rekaman doa yang dipanjatkan oleh salah seorang pengikutnya yang meminta kepada Abuya A. M. agar ditegakkan daulah islamiah untuk kaum muslimin.
Abuya A.M. diyakini memiliki ilmu laduni (ilmu yang didapatkan langsung dari Allah). Dan mereka menyakini bahwa Abuya A.M. adalah tafsir Al-Qur'an dan As-Sunnah yang bergerak. (Lihat 'Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim' hal. 28 dan 'Taqwa Menurut Ustadz Hj Asaari Mohamad' oleh Mejar (B) Abu Dzar. Penerbitan Minda Ikhwan: Malaysia. hal. 82)
Mereka menambahkan dua kalimat syahadat. Selain kalimat syahadat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka menambahkan dengan kalimat syahadat kepada Abu Bakr, 'Umar, Utsman, 'Ali dan kepada Muhammad bin Abdillah As-Suhaimi dan menyatakan bahwa dia adalah Imam Mahdi. Bunyi syahadat mereka yang terakhir adalah: "Muhammad al-Mahdi, khalifatu Rasulillah." (Lihat 'Kesesatan Rufaqa' Di Dalam Aurad, Al-Mahdi Dan Bani Tamim' (http://www.islam.gov.my/ (JAKIM)))
Mereka mensyaratkan untuk menjadi orang yang bertakwa harus dibimbing oleh seorang mursyid (pembimbing). Dalam hal ini yang mereka maksud dengan mursyid adalah Abuya A.M.. Orang yang paling berilmu dan beramal saleh sekalipun, harus di bawah bimbingannya jika ingin menjadi orang yang bertakwa. (Lihat 'Taqwa Menurut Ustadz Hj Asaari Mohamad' hal. 78-83)
Aurad Muhammadiah menjadi pegangan wajib mereka. Mereka sangat berlebih-lebihan dalam mengamalkannya. Sampai-sampai Abuya A.M. mengatakan: "Hanya pengamal Aurad Muhammadiah yang berjuang saja yang dapat lakukan kerja-kerja perjuangan akhir zaman ini. Pengamal-pengamal tarekat lain yang diwarisi dari zaman sebelum, sebenarnya tidak cukup kuat untuk melakukan perjuangan Islam akhir zaman ini. Sebab masanya sudah berlalu." (Lihat (www.kawansejati.ee.itb.ac.id))
Tajdid (pembaharuan) menurut mereka adalah pembaharuan yang dibawa oleh Abuya A.M.. Dan mereka meyakini bahwa Abuya A.M. adalah Sayyidul-Mujaddidin (pemimpin para mujaddid). (Lihat 'Kesesatan Rufaqa' Di Dalam Aurad, Al-Mahdi Dan Bani Tamim' (http://www.islam.gov.my/ (JAKIM)), dan 'Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim' hal. 53-70)
Abuya A.M. membuat ramalan-ramalan, jadwal Tuhan dan lain sebagainya. Tidak heran kalau sebagian pengikut-pengikutnya sangat sering bertanya kepadanya tentang apa yang akan terjadi di masa depan. (Lihat 'Abuya H. Ashaari Muhammad adalah Putera Bani Tamim' hal. 9-22)
Sebagaimana dilakukan oleh Syi'ah, sebagian pengikut-pengikutnya banyak yang menggunakan taqiyah (pura-pura/berbohong) dalam berdakwah. Untuk poin yang ini, hendaknya kaum muslimin tidak tertipu dengan mereka, karena mereka sering menyembunyikan akidah mereka dan berpura-pura menyatu dengan kaum muslimin yang lainnya. (Lihat 'Kesesatan Rufaqa' Di Dalam Aurad, Al-Mahdi Dan Bani Tamim' (http://www.islam.gov.my/ (JAKIM)). Begitu pula penulis mendapatkan salah seorang bapak yang tertipu dengan kebohongan mereka.)
Dan sebenarnya masih banyak lagi kesesatan-kesesatan mereka yang penulis tidak bisa uraikan pada tulisan ini. Walaupun demikian, insya Allah tulisan yang singkat ini sudah cukup untuk menjelaskan kesesatan-kesesatan mereka.
Demikian. Mudah-mudahan bermanfaat.
Nas'alullah as-Salamah wa Al-'Afiyah. Amin.
Palembang, 16 Ramadhan 1429 H.
***
Penulis: Said Yai Al-Balimbani
Artikel www.muslim.or.id
Artikel diambil dari Muslim.or.id: Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah - http://muslim.or.id
Silakan kunjungi alamat lengkap artikel ini: http://muslim.or.id/manhaj/darul-arqam-dan-wajah-barunya.html
0 tanggapan:
Posting Komentar
dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih