Hidayah
itu Mahal
Di
setiap khuthbah atau ceramah sering kali kita mendengar sepenggal kalimat yang
diucapkan oleh khathib di dalam muqaddimah ceramah, yaitu:
من يهده الله
فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له
“Barang siapa
yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan
barang siapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang mampu memberinya
petunjuk”[1]
Saking seringnya
kita mendengar kalimat ini terkadang
kita kurang memperhatikan ma’na yang terkandung dalam kalimat ini,
padahal kalau kita mau mencermatinya maka kita akan memperoleh banyak pelajaran
di dalamnya,
من يهده الله
barang siapa yang diberi hidayah oleh
Allah, فلا مضل له
maka tidak akan ada yang bisa menyesatkannya,
Dari sini kita
mengetahui bahwa hidayah itu milik Allah سبحانه
وتعالى , jika Allah telah memberikan hidayah kepada seseorang maka
tidak ada yang sanggup menyesatkan orang tersebut, walaupun sejuta preman
bersepakat ingin mengajaknya untuk berbuat maksiat maka mereka tidak akan
sanggup mempengaruhinya, walaupun sejuta syetan berkumpul untuk menggodanya
maka mereka tidak akan sanggup menggelincirkannya,
Begitu pula
sebaliknya,
ومن يضلل
Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, فلا هادي له maka tidak akan ada yang sanggup memberinya
hidayah,
Walaupun sejuta
ustadz dari Madinah datang menasehatinya, memberikan penjelasan, kalau Allah
telah menutup hatinya maka mereka tidak akan sanggup mengajaknya untuk
mengikuti kebenaran,[2]
Dan banyak sekali
kisah dalam masalah ini, seperti misalnya ketika Rasulullahصلى الله عليه وسلم yang berusaha mengajak pamanya untuk masuk
Islam, namun ternyata Beliau
صلى الله عليه
وسلم tidak sanggup memberikan hidayah,
Bahkan berkenaan
dengan hal tersebut Allah سبحانه
وتعالى berfirman
mengingatkan Nabi-Nya:
إِنَّكَ لا
تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاء وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ (56)
“sesungguhnya
engkau tidak akan bisa memberikan petunjuk kepada orang yang engkau cintai,
akan tetapi Allah lah yang memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya,
dan Dia lebih tahu terhadap orang-orang
yang mendapatkan hidayah”[3]
Contoh lain, Tidakkah
kita melihat perjuangan Nabi Allah Nuh عليه السلام di dalam
menegakkan Tauhid kepada umatnya?
Waktu yang cukup lama selama 950 tahun
Nabi Nuh عليه السلام berdakwah tidak mengenal
lelah, akan tetapi tidak menjadikan ummat Beliau mendapat hidayah Allah سبحانه
وتعالى, bahkan untuk keturunannya sendiri pun
Beliau tidak dapat menyelamatkannya dari adzab,
Allah سبحانه
وتعالى berfirman:
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ
كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ
مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ (42) قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لَا
عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا
الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ (43)
“Dan Nuh memanggil anaknya yang berada
di tempat yang jauh, ‘Wahai anakku! Naiklah bahtera ini bersama kami dan
janganlah kamu bersama orang-orang kafir’. Dia berkata, ‘Aku akan berlindung ke
gunung yang akan menghindarkanku dari air bah. Nuh berkata, ‘Hari ini tidak ada
lagi yang bisa melindungi dari adzab Allah kecuali Dzat Yang Maha Penyayang.’
Dan gelombang pun menghalangi mereka berdua, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang
yang ditenggelamkan.” [4]
Melihat anaknya yang tenggelam, Nabi
Nuh عليه السلام berdoa,
وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ
رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ
الْحَاكِمِينَ (45) قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ
غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ
أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ (46)
“Dan Nuh pun menyeru Rabbnya, ‘Wahai
Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu
adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.’ Allah berfirman,
‘Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu (yang diselamatkan),
sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang shalih. Maka janganlah engkau
meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku
peringatkan engkau agar jangan termasuk orang-orang yang jahil.” [5]
Dan contoh lain yaitu sebuah kisah
yang Masyhur, seorang Rahib yang bernama Juraij yang digoda oleh seorang
pelacur (hal ini terjadi karena do’a Ibunya Juraij yang kesal karena Juraij
tidak memenuhi panggilannya, karena waktu itu Juraij sedang shalat dan tetap
melaksanakan shalat, lalu ibunya berdo’a, "Semoga Allah tidak mewafatkanmu,
wahai Juraij..!, sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur”) dan do’a
Ibunya tersebut dikabulkan oleh Allah, sehingga Juraij pun digoda oleh pelacur
tersebut namun tidak sanggup menggodanya,[6]
Dan masih banyak lagi kisah-kisah lain
yang tidak saya muat dalam tulisan ini, semoga hanya dengan beberapa kisah yang
saya sebutkan diatas sudah mewakili dan menggambarkan bahwa hidayah itu mutlak
hanya milik Allah سبحانه وتعالى,
Dengan demikian sangat
jelaslah bagi kita bahwa Allah سبحانه وتعالى memberi
Hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang Allah beri Hidayah, tidak ada seorang pun
yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Allah sesatkan, tidak ada
seorang pun yang bisa memberinya Hidayah.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَاللَّهُ
يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (213)
“Allah memberikan Hidayah kepada
siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” [7]
Dan juda Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَمَنْ
يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ
(23)
“Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada
baginya seorang pemberi petunjuk.” [8].
Dan perlu kita
ketahui bahwa hidayah itu ada dua macam:
1- Hidayatul Irsyad
2- Hidayatut Taufiq
Hidayatul irsyad
adalah hidayah berupa Syari’at, Bayan atau Petunjuk yang Allah سبحانه وتعالى turunkan
melalui Para Rasul-Nya, dan terakhir Risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang sampai kepada kita
berupa Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai petunjuk bagi siapa saja yang menginkan
kehidupan bahagia, kehidupan sesungguhnya yaitu akhirat.
Adapun Hidayatut
Taufiq adalah hidayah berupa kekuatan untuk menjalankan Syari’at Allah سبحانه وتعالى, inilah hidayah yang
Allah سبحانه وتعالى
pemerintahkan agar kita selalu memohon
kepada-Nya minimal tujuh belas kali dalam sehari semalam, yaitu firman
Allah yang selalu kita baca
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ
عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
“Tunjukilah Kami jalan yang lurus, Yaitu jalannya orang-orang
yang Engkau berikan nikmat atas mereka, Bukan jalannya orang-orang yang
dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang tersesat.” [9]
Petunjuk menuju jalan yang lurus itu akan menuntun kepada jalan
orang-orang yang diberikan kenikmatan yaitu para Nabi, orang-orang shiddiq,
para syuhada’, dan orang-orang shalih. Mereka itu adalah orang-orang yang
memadukan ilmu dengan amal. Maka seorang hamba memohon kepada Rabbnya untuk
melimpahkan hidayah menuju jalan lurus ini yang merupakan sebuah kemuliaan dari
Allah سبحانه
وتعالى kepada para
Rasul-Nya dan wali-wali-Nya. Dia memohon agar Allah سبحانه وتعالى
menjauhkan dirinya dari jalan musuh-musuh-Nya yaitu orang-orang yang memiliki
ilmu akan tetapi tidak mengamalkan ilmunya. Mereka itulah golongan Yahudi yang
dimurkai. Demikian juga dia memohon agar Allah سبحانه وتعالى
menjauhkan dirinya dari jalan orang-orang yang beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى di atas
kebodohan dan kesesatan. Mereka itulah golongan Nasrani yang sesat.
Maka dari sini dapat disimpulkan bahwa manusia itu jika
ditinjau dari segi ilmu dan amal terbagi menjadi tiga kelompok:
1- Berilmu dan mengamalkan ilmunya, mereka adalah
orang-orang yang mendapatkan hidayah, (orang-orang yang diberikan kenikmatan
yaitu para Nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada’, dan orang-orang shalih)
2- Berilmu namun tidak mereka amalkan, mereka
orang-orang yang dimurkai Allah سبحانه وتعالى, (orang-orang yahudi dan
yang seperti mereka)
3- Beramal tanpa ilmu, mereka adalah orang-orang
sesat, (orang-orang nashrani dan yang seperti mereka)
Maka kita memohon
kepada Allah سبحانه وتعالى
semoga kita termasuk kelompok yang
pertama yaitu orang-orang dimudahkan oleh Allah سبحانه وتعالى dalam mempelajari ilmu
yang bermanfaat dan diberikan kekuatan untuk bisa mengamalkan ilmu yang kita
dapatkan dalam bentuk amal shalih,
Kemudian
bagaimana caranya agar kita mendapatkan hidayah ?
Yaitu Hidayah
Taufiq, setelah kita mendapatkan Hidayah Irsyad, dan kita patut bersyukur
kepada Allah سبحانه وتعالى
yang telah menjadikan kita hamba-hamba-Nya
yang mendapat petunjuk diatas Islam, nikmat yang tidak bisa dinilai dengan
materi, dan semoga kita dapat istiqamah dan diwafatkan dalam islam, selanjutnya
yang perlu kita perhatikan yaitu bagaimana caranya agar kita mendapatkan
Hidayah Taufiq,
Agar kita
mendapatkan hidayah Taufiq ada beberapa hal yang merupakan sebab seseorang
memperoleh hidayah yang harus kita perhatikan diantaranya adalah:[10]
1. Bertauhid
Seseorang yang menginginkan hidayah
Allah سبحانه
وتعالى , maka ia harus terhindar dari kesyirikan, karena Allah سبحانه
وتعالى tidaklah memberi hidayah
kepada orang yang berbuat syirik. Allah berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا
إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ (82)
“Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kesyirikan, mereka itulah yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” [11]
2. Taubat kepada Allah سبحانه
وتعالى
Allah tidak akan memberi hidayah
kepada orang yang tidak bertaubat dari kemaksiatan, bagaimana mungkin Allah
memberi hidayah kepada seseorang sedangkan ia tidak bertaubat? Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ
وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ (27)
“Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat
kepada-Nya”.[12]
3. Belajar Agama
Tanpa ilmu (agama), seseorang tidak mungkin akan
mendapatkan hidayah Allah. Rasulullah صلى الله
عليه وسلم bersabda:
من يريد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Jika Allah menginginkan kebaikan
(petunjuk) kepada seorang hamba, maka Allah akan memahamkannya agama” [13]
4. Mengerjakan apa yang diperintahkan
dan menjauhi hal yang dilarang.
Kemaksiatan adalah sebab seseorang
dijauhkan dari hidayah. Allah سبحانه
وتعالى berfirman:
وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا
يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا (66) وَإِذًا لَآتَيْنَاهُمْ مِنْ لَدُنَّا أَجْرًا عَظِيمًا (67) وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (68)
“Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang
diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka
dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan
kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka
kepada jalan yang lurus.” [14]
5. Membaca Al-qur’an, memahaminya
mentadaburinya dan mengamalkannya.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي
لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ (9)
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” [15]
6. Berpegang teguh kepada agama Allah
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ
هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (101)
“Barangsiapa yang berpegang teguh
kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus.” [16]
7. Mengerjakan sholat.
Di antara penyebab yang paling besar
seseorang mendapatkan hidayah Allah adalah orang yang senantiasa menjaga
sholatnya, Allah سبحانه وتعالى berfirman pada surat al-baqoroh:
الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2)
“Aliif laam miim, Kitab (Al Quran) ini
tidak ada keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” [17]
Siapa mereka itu ?
Kemudian jawabannya dilanjutkan pada
ayat setelahnya
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3)
“yaitu mereka yang beriman kepada hal
yang ghoib, mendirikan sholat dan menafkahkah sebagian rizki yang diberikan
kepadanya” [18]
8. Berkumpul dengan orang-orang sholeh
Allah سبحانه
وتعالى berfirman:
قُلْ أَنَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ
مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَى أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَانَا اللَّهُ كَالَّذِي اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي الْأَرْضِ حَيْرَانَ
لَهُ أَصْحَابٌ يَدْعُونَهُ إِلَى الْهُدَى ائْتِنَا قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ
هُوَ الْهُدَى وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (71)
“Katakanlah: “Apakah kita akan menyeru
selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada
kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita
akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti
orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam
keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang
lurus (dengan mengatakan): “Marilah ikuti kami.” Katakanlah:”Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar
menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.” [19]
Ibnu katsir menafsiri ayat ini, “Ayat
ini adalah permisalan yang Allah berikan kepada teman yang sholeh yang menyeru
kepada hidayah Allah dan teman yang jelek yang menyeru kepada kesesatan,
barangsiapa yang mengikuti hidayah, maka ia bersama teman-teman yang sholeh,
dan barang siapa yang mengikuti kesesatan, maka ia bersama teman-teman yang
jelek. “
Demikian apa yang bisa saya tulis,
semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua, terutama
dalam menempuh perjalanan menuju Allah
agar kita termasuk hamba-hamba-Nya yang diberikan petunjuk diatas jalan
yang lurus, diselamatkan dari berbagai macam penyimpangan hingga kita berjumpa
dengan Rab Penguasa Alam semesta,
insya’allah,
Mohon ma’af jika ada kekurangan dan
kesalahan, segala yang benar datangnya dari Allah سبحانه
وتعالى dan yang salah murni
kebodohan diri saya dan dari syaitan yang selalu berusaha menggelincirkan
manusia dari jalan Allah سبحانه
وتعالى , terima kasih atas kesediaan antum membaca risalah ini, kritik
dan saram sangat saya harapkan yang semoga dapat memberikan faedah yang lebih
banyak lagi,
Ditulis di Kampung Baru, Rawahingkik,
Cileungsi, Bogor,
Tanggal 7 Muharam 1434 H, bertepatan dengan tanggal 21
November 2012 M
Saudara Antum yang mengharap ridha
Allah سبحانه وتعالى , dan mencintai Antum karena Allah سبحانه
وتعالى
Abu Hanifah ‘Alim bin Iryani Heri
Atmaja bin Martodimulyo bin Mangunharjo bin Mangun Ali Mudi Mangun Negoro
Al-bantuliy [20]
[1] Sepenggal kalimat khuthbah yang sering disebut dengan khuthbah hajah,
yang dicontohkan oleh Nabi صلى
الله عليه وسلم
di setiap khuthbah yang Beliau sampaikan, [كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول في خطبته يحمد الله ويثني
عليه بما هو أهله ثم يقول: [من يهده الله فلا مضل له ومن يضلله فلا هادي له. إن
أصدق الحديث كتاب الله، وأحسن الهدى هدي محمد، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة
بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار] (رواه النسائي)
[2] Faedah yang saya ambil dari Ustadz Syafiq Basalamah dalam ceramahnya
yang bertema “Rumahku Masih Ngontrak” dengan penyesuaian bahasa dari saya
pribadi.
[3] Surat Al-Qashash : Ayat-56
[4] Surat Hud: Ayat-42-43
[5] Surat Hud: Ayat-45-46
[6] Kisah selengkapnya bisa dilihat dalam Hadits yang diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 33. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al
Adabul Mufrod no. 25. Lihat [Bukhari: 60-Kitab
Al Anbiyaa, 48-Bab ”Wadzkur fil kitabi Maryam”. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash
Shilah wal Adab, hal. 7-8]
[7] Surat Al-Baqarah: Ayat-213
[8] Surat Az-zumar: Ayat-23
[9] Surat Al-Fatihah : Ayat-6-7
[10] Saya ambil dari Artikel Muslim.or.id yang berjudul Hidayah Milik
Allah, yang ditulis oleh Al-Akh Rian Permana. Dengan
penambahan teks Ayat Al-Qur’an dan Matan Hadits yang mudah-mudahan tambahan
yang saya berikan lebih dapat memberikan bermanfaat,
[11] Surat Al-An’am: Ayat-82
[12] Surat ar-Ra’d : Ayat-27
[13] Hadits Riwayat Bukhori, no 71, 3116,
3641, 7312, 7460, dan Riwayat Muslim, no 1037.
[14] Surat An-nisa: Ayat-66-68.
[15] Surat Al-Isra’: Ayat-9
[16] Surat Ali-Imron: Ayat-101
[17] Surat Al-Baqarah: Ayat-1-2
[18] Surat Al-Baqarah: Ayat-3
[19] Surat Al-An’am: Ayat-71
4 tanggapan:
bener banget hidayah itu mahal
@weather station
na'am..
Setuju.
Semoga kita senantiasa termasuk yang mendapat hidayah.
@Produk perawatan wajah
amiin.. insya'allah
Posting Komentar
dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih