Selasa, 23 Agustus 2016

Antara kikir dan dermawan

"..Antara kikir dan dermawan.."..

Sifat dermawan itu adalah anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.. apakah Muslim maupun kafir baik laki-laki maupun perempuan..
Sehingga tidak heran jika ada seorang yang bukan Muslim atau kafir namun ia memiliki sifat dermawan yang tinggi, suka menolong dan tidak enggan mengeluarkan hartanya untuk membantu orang lain yang membutuhkan..

Namun tidak jarang kita jumpai seorang Muslim yang mempunyai sifat bakhil, pelit, medit, koret, kedekut, dan sejenisnya.., tidak peduli dengan saudaranya yang kekurangan..



Allahul musta'an..

Padahal seorang Muslim itu seharusnya lebih baik dari pada orang kafir dalam segi kedermawanan..

Kenapa demikian..?

Karena seorang Muslim itu orientasinya adalah akhirat yang merupakan hari pembalasan..
Dia tahu bahwa apapun yang ia lakukan semuanya akan diperhitungkan, apakah itu amal kebaikan maupun amal keburukan..
Amal keburukan balasannya adalah adzab dan siksaan..
Sedangkan amal kebaikan akan memperoleh pahala atau ganjaran..

Dan seorang Muslim itu seharusnya sadar bahwa harta yang ia miliki adalah amanah yang Allah titipkan..
Dimana nanti ia akan mempertanggung jawabkan dari mana harta yang ia dapatkan.. serta kemana dibelanjakan.. atau untuk apa ia habiskan..

Sehingga jika seorang Muslim faham dengan hal tersebut maka semestinya ia tidak akan menjadi seorang yang bakhil, kikir, pelit, medit, koret, kedekut, atau buntut kasiran..

Walaupun mungkin kikir itu terkadang merupakan sifat bawaan.. (..gawan bayi.. seperti halnya sifat-sifat yang lain.. misalnya pema'af, penyabar, galak, kasar, pemalu, pemberani, dan yang lainnya.., maka setiap manusia memiliki sifat bawaan masing-masing sesuai ketetapan..)..
Namun dengan ilmu yang diketahuinya kemudian diamalkan.. maka sifat kikir tersebut akan terkikis habis sampai akhirnya berubah menjadi seorang yang dermawan karena tumbuh atas dasar keimanan..

Wallahu a'lam..

Mari kita coba memperhatikan nas berikut ini.. ya ikhwan..

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman..:

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

"..Katakanlah..: "..Sesungguhnya Rabbku melapangkan rizqi bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (..siapa yang dikehendaki-Nya..)..". Dan barang apa saja yang kamu infaqkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.."
(..Surat Saba' : ayat-39..).. silakan lihat di dalam Al-Qur'an..

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh para Imam, di antaranya Imam Ahmad, Imam Ibnu Hibban dan Imam al-Hakim, dari Abud Darda’ -radhiyallahu anhu-, ia berkata..: “..Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda..:

مَا طَلَعَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلاَّ بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ، يُسْمِعَانِ أَهْلَ اْلأَرْضِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ هَلُمُّوْا إِلَى رَبِّكُمْ فَإِنَّ مَا قَلَّ وَكَفَى خَيْرٌ مِمَّا كَثُرَ وَأَلْهَى. وَلاَ آبَتْ شَمْسٌ قَطُّ إِلاَّ بُعِثَ بِجَنْبَتَيْهَا مَلَكَانِ يُنَادِيَانِ يُسْمِعَانِ أَهْلَ اْلأَرْضِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَأَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.

"..tidaklah matahari terbit melainkan diutus di dua sisinya dua Malaikat yang berseru.., semua penduduk bumi mendengarnya kecuali jin dan manusia.., mereka berdua berkata..: ‘..Wahai manusia menghadaplah kalian kepada Rabb kalian, karena yang sedikit dan cukup itu tentu lebih baik daripada yang banyak tetapi digunakan untuk foya-foya.. Dan tidaklah matahari terbenam melainkan diutus di antara dua sisinya dua Malaikat yang berseru, semua penduduk bumi mendengarnya kecuali jin dan manusia, mereka berdua berkata..: ‘..Ya Allah.., berikanlah ganti bagi orang yang berinfak, dan (..harta..) orang yang kikir hancurkan..”

Hadits tersebut dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy -rahimahullahu ta'ala-.. dalam kitab Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihhah no. 444 dan Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib I/456.. silaken lihat di kitab rujukan..

Dan masih banyak lagi ayat dan hadits yang sema'na dengan yang telah disebutkan..
Namun saya rasa dua dalil di atas sudah cukup untuk membuat hati orang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir merasa takut dengan ancaman..
Dan segera membuang dan menjauhi sifat kebakhilan..

Mari kita lihat pribadi kita masing-masing ya ikhwan..
Kemudian amati dan perhatikan..
Apakah kita masih juga tetap memelihara sifat kebakhilan..?
Masih ragu kah kita dengan adanya hari pembalasan..?
Jika memang kita beriman.. kenapa kita tidak ingin menjadi seorang yang dermawan..?
Tidak ingin kah kita dido'akan para Malaikat dengan kebaikan..?
Tidak takut kah kita dido'akan para Malaikat dengan keburukan..?

Sekarang mari kita renungkan..

Jangan menunda waktu untuk menjadi seorang beriman yang dermawan..
Berinfaqlah dan bersedekahlah selagi masih ada kesempatan..
Ulurkan tangan kepada saudara kita yang sedang dalam kesempitan..
Sungguh sangat disayangkan jika kita mampu untuk beramal kebajikan namun masih saja berpangku tangan..

Ingat bahwa harta kita tidak akan hilang atau berkurang hanya karena kita infaqkan..
Justru merupakan harta kita yang tersimpan di sisi Dzat Yang Maha Rahman..
Di hari yang tidak bermanfa'at lagi harta dan keturunan..
Hanya menunggu keadilan apa yang akan ditetapkan..
Sungguh beruntung bagi yang memiliki banyak amal kebaikan..
Sungguh rugilah manusia yang catatan amalnya dipenuhi dengan keburukan..

Maka mari kita perbanyak amal shalih ya ikhwan..
Dengan menjadi seorang Mu'min yang dermawan..

Seharusnya kita malu kepada Allah dengan sebagian orang-orang kafir yang ringan tangan membantu manusia tanpa rasa enggan..
Padahal mereka tidak akan mendapatkan balasan kecuali di dunia ini saja.. sungguh kasian jika demikian..

Adapun kita.. ya ikhwan..
Kita mengharap pahala lebih besar yang ada di sisi Allah Yang Maha Rahman..

Maka berinfaqlah semampu kita.. jangan terlalu banyak perhitungan..

Kalau ternyata kita mampunya sehari hanya Rp.1000,- atau Rp.100,- tidak mengapa.. lakukan.. dan amalkan.. jangan malu atau pun sungkan..
Jumlah nominal tidak masalah dalam kebaikan..
Yang penting ada kemauan untuk berinfaq yang disertai dengan keikhlashan..
Karena infaq banyak dan ikhlas itu lebih baik ketimbang infaq sedikit namun tidak ikhlash ketika mengeluarkan..

Semoga Allah memberikan kemudahan jalan bagi kita untuk menjadi hamba-hamba Allah yang dermawan..

Baarakallahu fiikum jami'an..

Cileungsi, Sabtu, 28 Rabi'ul Awal 1437 H,
ttd
Bapak'e Hanifah mBantul..

0 tanggapan:

Posting Komentar

dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, dengan memperhatikan adab sopan santun, dan ma'af jika saya tidak menampilkan komentar anda yang hanya ingin mengajak berdebat (kecuali jika memang perlu saya tanggapi akan saya berikan tanggapan) terima kasih